Tuesday, February 1, 2011

Warnings for Us, Guys! -part 2-

*postingan ini seharusnya diposting pada 27 November 2010*

Akhirnya... Kembali lagi menyentuh blog gue...
Setelah sekian lama waktu habis hanya buat persiapan ujian, dan hampir semuanya... almost failed. Jangan ditanya lagi.

Kali ini gue curi-curi waktu di antara 2 minggu masa ujian untuk nulis sesuatu yang udah gue tahan sejak lama. Kira-kira... mungkin 1 tahun gue ngeram ini tulisan buat dikeluarin...

Ngomong-ngomong soal tulisan, ingatan gue masih belum pudar dari apa yang terjadi beberapa waktu lalu. Sebelum ujian mid Advance Accounting, kelas gue disuruh bikin sebuah essay, mengenai IFRS dan penerapannya di perusahaan-perusahaan Indonesia. Essay tersebut harus ditulis dalam 1000-1500 kata. Dan dalam waktu yang cukup singkat, yaitu satu minggu sebelum waktu ujian, essay tersebut harus dikumpulkan. Well, as you all already thought, gue udah nyerahin essay itu sewaktu ujian tadi. Semoga dengan begitu nilai gue bisa naik setelah memperkirakan hasil ujian yang pasti bakal amburadul...
Uhh...

Hanya saja, belajar sebagai penulis, gue mendapat banyak perbedaan antara menulis di blog dan menulis di essay. Setelah gue pikir-pikir, gue merasa kalau nulis di blog itu lebih enak daripada nulis essay. Kalau nulis di blog, gue bisa bebas nulis apa aja, gak ada deadline yang bikin gue 'dead in line', masa stres dan blank otak gue lebih pendek, juga karena gue gak perlu pembuktian umum dari apa yang gue tulis. Kalau essay, sebaliknya! Buset, otak gue jadi ngeblank gara-gara ngerjain tuh essay, sampai-sampai waktu belajar mata kuliah yang bakal diujikan, materinya pada gak bisa masuk. Otak gue overload.

Jadi gue mulai maintenance otak gue, melakukan defragment, mengoprek system32, menjelajah ROM, reloading RAM, sampai akhirnya gue bisa membebaskan sekitar 2,711 GB RAM dan 2,009 GB ROM. Gak mudah melakukannya. Gue sempat gak sadarkan diri beberapa menit, sampai-sampai air liur keluar dari mulut gue dan mata gue memutih. Kalau bingung, liat bagaimana kalau Patrick gak bisa mikir.

Mudah-mudahan otak gue bisa berjalan sebagaimana mestinya lagi setelah terlalu banyak overload yang terjadi.
*masangin kembali sekrup tengkorak dan menutup program Tune-Up Utilities 2011 yang baru aja diinstal di dalam otak*

Oke, udahan joke soal komputernya. Kembali ke topik... eeeehhhhh... awal!

Kalau di bagian pertama gue udah ngebahas abis soal cowok yang kekanak-kanakan, sekarang bagaimana kalau sebaliknya? Bagaimana kalau cewek kita atau yang lagi kita taksir itu sifatnya kekanak-kanakan?

Ingatlah, wahai cowok-cowok! Kekanak-kanakan pada cowok dan cewek itu sangat berbeda. Atau mungkin boleh kita singkat menjadi childish. Kalau cewek childish itu pasti terlihat manis. Sedangkan kalau cowok childish itu pasti menjadi najis. Jangan tersinggung, ini nyata loh.

Apa icon childish masa kini?
Spongebob, Dora, Shinchan, Doraemon, mungkin adalah beberapa di antaranya.
Tapi menurut gue, Dora adalah yang ter-childish.
Gak percaya? Liat aja. Rambut bob ngembang, kulit coklat, baju pink gak muat sampai nampak pusar, celana pendek lusuh, berjalan-jalan sambil bawa ransel dan peta yang bisa bicara, dan ditemani oleh monyet berwarna pink juga (ada gitu monyet warna pink???) yang memakai sepatu boots gak muat. Gak banget.

Apalagi judulnya, "DORA THE EXPLORER". Explorer apaan? Gak ada unsur jelajah dalam kartun bloon itu. Adanya cuma ngajarin anak-anak 'How to be a Spoiled Girl in 30 Minutes'.
Contoh, setiap nemu sesuatu, si Doranjrit itu pasti bilang "Apa kau melihat jembatan?". Semak-semak mulai terbuka, menunjukkan jembatan yang disembunyikan, seolah-olah si Doranjrit itu adalah dewi yang punya kekuatan mistis. Dan seketika itu juga, muncul pointer mouse yang meng-klik jembatan itu.
Ceklik!
Lalu si monyet bloon yang gue baru tau namanya Bootsundal itu bilang dengan riang gembrot "Iya, itu dia, Doranjrit. Ayo kita ke sana! Uh uh ah ah (suara monyet gak jadi, malah mirip desahan orang horny)"
Padahal si Bootsundal itu udah dari tadi ngeliat ke arah jembatan itu.

Kartun bego.

Bahkan, muncul penerus Doranjrit, kali ini laki-laki, penjaga satwa tanpa marga, bernama Diego.
Too bad, Diego. Nama lo bukan Diego lagi, tapi Diegoblok!!!
Huehuehueheh...

Lain Dora, lain juga Shinchan. Jika Dora ngajarin bagaimana caranya menjadi anak manja, Shinchan ngajarin 'How to Show Your Titit Without Hesitation in 30 Minutes'. Dan karena hal ini, banyak anak telah menjadi korban. Sebut saja adik gue, yang sudah gak ragu lagi buat nunjukin tititnya di depan umum, padahal sudah SD. Kalau digabungin efek Dora dan Shinchan, gak kebayang bakal apa jadinya.

Paling banter dalam pikiran gue, jadinya kayak gini.

Misalkan adik gue, kedatangan temennya, lalu tiba-tiba adek gue muncul naked sambil bertanya, "Apa kau melihat gajah?". Yang ternyata 'gajah' yang dimaksud adalah tititnya yang udah digambar pake spidol permanen, lengkap dengan matanya. Temennya shock, gak nyangka bakalan disodorin 'siluman gajah' yang dimiliki oleh anak-umur-8-tahun-yang-rupanya-adalah-titisan-pangeran-dari-neraka, lalu dengan tenaga terakhir yang ia miliki setelah diserap oleh 'siluman gajah', ia lari terbirit-birit ke rumahnya.
Keesokan harinya di sekolah, adik gue bertanya, "Si T mana?"
Temen adik gue jawab, "Operasi mata, dia kemarin jadi buta permanen, kata orang tuanya itu semua gara-gara kamu."
Dan akhirnya adik gue disunat.
Huehuehueheh...

Mungkin ini sebabnya Usui Yoshito, mangaka pencipta Shinchan ditemukan bunuh diri di tebing terjal tahun lalu.
Wow...

Oke, terlalu lama ngelantur. Kita balik lagi ke topik kita. Inilah contohnya kalau cewek childish beraksi...

Contoh :
Ada jingle Wall's lewat di depan rumah.
Cewek : Yaaaaaaaangggg, beliin aku es krim dooooonggg... Cornetto yaaaaa...
Cowok : Duh, jangan sayang, kita makan es krim di cafe aja ya. Di sana es krimnya enak loh, pas buat kita berdua.
Cewek : (masang muka melas khas anak kecil, mata berkaca-kaca, setengah nangis sambil ingus hampir keluar, kemudian berdiri, menghentak-hentakkan kedua kaki layaknya personil paskibra, lalu menggerakkan tangan tanpa arah yang jelas, saat berbicara suaranya naik 3 oktaf) Gak maaaaaaaaaau, pokoknya dibeliin sekarang! Es krimnya dibeliin sekaaaaarang!
Cowok : (masang muka setengah ketakutan) I..i..iya, dibeliin. Tunggu bentar ya... (keluar rumah, mengejar kereta yang jual es krim, beli es krimnya)
6500 keluar dari dompet.
Liat, ampuh banget kan. Bagaimana si cewek mengontrol pikiran kita dengan menggunakan tingkahnya yang manja khas anak kecil. Dan itu adalah salah satu senjata cewek untuk mendapatkan perhatian oleh para cowok.

Tapi gimana kalau cowok yang kayak begitu?
Ini contohnya...
Cowok : Yaaaaaaaaang, jalan yuk!
Cewek : Ogah ah, males. Panas gini...
Cowok : Kita kan bisa adem-ademan di Mall, yaaaaanggg...
Cewek : Gak mau. Udah pewe di rumah. Males mau keluar.
Cowok : (waktu ngomong nadanya terdengar manja) Aaaaaaahhhh, gitu kan, selalu nolak... Ayo dong jalan-jalan...
FYI : kalau di depan cewek, jangan sekali-sekali ngomong kayak gini. Karena yang bakalan lo terima ada dua. 5 jari di wajah, atau tawaran untuk berpisah. Mau pilih mana? Karena itu lebih baik jangan seperti itu.
Cewek : (mulai marah) SEKALI GAK YA NGGAK!!! TAU BAHASA INDONESIA GAK SIH??? MAU GUE GAMPAR MUKA LO BIAR LO PAHAM???

Yo oloh, itu cewek apa preman ya?

Oke, itu baru permulaan. Harus kita pahami bahwa hal yang penting dalam melakukan PDKT sama cewek childish itu gak mudah. Terlebih jika cewek itu lebih muda dari kita. Karena sudah jelas, kombinasi antara usia muda dan childish, adalah kombinasi maut! Jadi singkat saja, kalian sangat tidak dianjurkan untuk pacaran dengan cewek yang childish, terlebih jika usianya lebih muda daripada kalian! Mau tau kenapa?

Perlu kita perhatikan sebagai cowok, cewek yang childish lebih susah didekati daripada cewek biasa. Mengapa? Ini sebabnya...

1. Jelas sekali, cewek childish memiliki ego yang lebih tinggi ketimbang cewek yang suka cemburuan! (Nah loh!)

2. Dengan adanya ego yang tinggi, bisa dipastikan bahwa mereka self-centered dan self-oriented A.K.A. ujung-ujungnya balik ke mereka sendiri.

3. Punya mimpi yang ketinggian. Contoh nyata, Cinderella Syndrome, cewek yang punya impian bahwa di dalam dunia impiannya itu, mereka menjadi sang putri, menanti pangeran idaman menjemputnya di istana sambil merawat rambutnya, kemudian datang sang pangeran, yang lalu menggandeng sang putri, pake baju khas kerajaan lalu naik kuda putih berduaan. Atau versi modern, pangerannya pake tuxedo warna hitam macho dan full maskulin, dan mengendarai Mercedes-Benz S Class warna putih.

Ngarep.

Bangun wooooooooiiiii!!!

Perlu kalian ketahui, Cinderella Syndrome merupakan mindset psikologis yang sangat umum ditemukan pada seorang perempuan. Aslinya sangat sederhana, yaitu keinginan untuk mendapatkan pasangan yang sangat cocok dengannya, atau istilah mudahnya "Prince Charming" (Pangeran yang menawan). Namun, gejala yang lebih parah seperti di atas lebih sering terjadi pada cewek yang childish. Mereka, jika menyadari kita bukan sang pangeran yang mereka idamkan, tanpa ragu akan menunjukkan penolakan mereka secara langsung!!! Contoh nyata seperti ini umum terjadi, apalagi jika berhubungan lewat SMS doang :

Cewek : Aku mau bobo' dulu. Ngantuk banget nih... (biasanya sambil pasang emoticon seperti ">.<")
Cowok : (mulai sok romantis) Oke deh... Met tidur tuan putri...

Apakah balasan dari si Cewek?

Mau tau?

Balasannya adalah...

Cewek : Met tidur PANGLIMA...

HUAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!

Ngarep dipanggil pangeran, gak taunya malah dipanggil panglima...
Oke, itu adalah salah satu dari banyak contoh susahnya menjalin hubungan sama cewek childish.
Hahahahaha...

4. Their primary power is the Hope. Memang gak ada yang salah dengan masalah harap-mengharap. Tapi kalau berlebihan, harapan itu bakalan menumpuk. Karena masih berupa angan-angan setengah nyata setengah semu yang cuma taunya berkutat di dalam kepala, bukan berupa aksi atau tindakan nyata!
Makan tuh ngarep!

5. Gak bisa memutuskan sesuatu. Bukan maksudnya memutuskan hubungan, tapi pada tindakan. Atau kita bisa katakan maksudnya adalah plin-plan. Hari ini mereka bilangnya begini, jangan heran kalau keputusan mereka bisa berubah esok hari. Bahkan terkadang perubahan keputusan itu terjadinya tiba-tiba.

6. Terlalu bergantung pada orang tua. Memang wajar kalau cewek sangat dekat dengan ortu mereka, terlebih dengan sang ibu. Karena mereka lebih banyak belajar cara bertindak yang baik dari sang ibu. Jangan heran di Amerika ada istilah "Mother-Daughter Time". Tapi akan sangat berbeda jika yang terjadi adalah : "Masa' ngajakin jalan bareng, si cowok harus dapet izin penuh dari ortu si cewek?" Buset, kalau masih kecil wajar. Tapi kalau udah lewat 17? You wouldn't wanna guess. Susah mau ketemuan!!! Menghambat banget kan?

7. Sering maksa kita untuk menjadi apa yang mereka inginkan. Solusinya : Jangan mau nurut, lalu balas maksa. Jika kita malah nurut sama mereka, itu sama dengan kita memberi makan ego mereka. Gak akan habis, yang ada malah tambah besar karena mereka sudah merasa berhasil 'gain control of you'. Ingat, kita, para cowok, adalah manusia, bukan robot murahan yang bisa dikendalikan seenaknya oleh cewek remaja yang masih menganggap mereka anak berumur 5 tahun!!!

8. Paling takut rugi. Ini yang menjadi klimaks kedua selain yang nomor 3. Cewek childish lebih ingin diberi atau dibeliin sesuatu, ketimbang mikirin kado apa yang cocok buat dihadiahin untuk kita. Itu disebabkan karena mereka lapar perhatian orang lain. Di dalam pikiran mereka, perhatian dari orang lain sama dengan kado atau hadiah ulang tahun. Untuk masalah ini, solusinya ada dua, yaitu : 1. Jangan berikan mereka hadiah, agar mereka bisa mengerti bahwa perhatian yang mereka dapatkan bukan semata-mata secara materi atau kuantitas, tapi lebih kepada perasaan tulus atau kualitas. Dan 2., kalaupun kita punya duit, ajaklah dia makan bareng di tempat terbuka seperti di warteg atau bakso atau dimana aja. Lalu ajarkan dia bahwa arti dari perhatian adalah kebersamaan, dan bukannya kesenangan individu.

Cieeeee....
Ehem!

9. Yang terakhir, yang paling penting, dan hiper-klimaks, cewek childish gak bisa diajak ngomong serius! Butuh waktu lama agar mereka bisa ngerti setiap hal serius yang kita katakan. Mereka hanya bisa memikirkan 'how to play', bukan 'how to learn'. Jadi sebisa mungkin jangan terlalu sering mengatakan hal-hal serius sebelum tiba waktu yang tepat untuk mengungkapkannya. Kecuali kalau kalian pengen dikadalin.

Oke, itu adalah 9 hal yang perlu kalian pertimbangkan kalau kalian mau menjalin hubungan dengan cewek childish dan lebih muda dari kalian. Karena itu udah sejak awal gue saranin, lebih baik jangan pacarin cewek yang childish, lebih banyak rugi daripada untungnya. Tapi kalau kalian masih bersikeras juga, ada dua solusi yang bisa kalian ambil.

1. Karena butuh waktu yang lama agar hubungan dapat berjalan secara optimal, jangan terburu-buru dalam melakukan sesuatu yang berkaitan dengan hubungan kalian. Berhati-hati dalam bertindak, tunggu waktu yang tepat untuk memulai, jadilah orang yang fleksibel dengan keadaan. Tetap sabar adalah kuncinya. Karena pada dasarnya, membesarkan seorang "anak" butuh kesabaran... :p
Hahahah!

2. DO IT HARD WAY! Jangan ragu untuk memberi pelajaran kedewasaan pada mereka. Jiwa muda memang dibutuhkan untuk menyeimbangkan keadaan psikis, tapi berlebihan juga tidak dianjurkan. Usahakan agar mereka dapat berpikir terbuka dan dewasa, tanpa harus mengikis perilaku asli mereka yang masih 'natural' dan "perawan". Solusi yang ini memang butuh kerja keras, tapi jika berhasil akan sangat menguntungkan bagi kalian. Buat kalian yang ingin mencoba cara ini, good luck!

Dan, sekian tips buat para cowok bagian kedua, semoga tips ini bermanfaat buat kalian, para cowok jomblo, yang lagi cari pasangan tapi belum tau harus ngapain biar tuh cewek memperhatikan kita. Good luck for you guys!

Tetaplah berjuang mencari cinta sejatimu! *Choky Sitohang mode : on*
Powered By Blogger