Saturday, October 9, 2010

"Ana Uhibbuka Fillah"

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...

Oke, mungkin ada beberapa dari kalian yang bilang dalam hati, "Tumben lo pake judul bahasa Arab. Lagi mendadak alim abis puasa?", dan gue akan jawab, "Gue gak bisa jawab langsung. Biarlah Dia di atas sana menilai gue, apakah gue udah layak disebut alim atau gak."

Mantep.

Lalu gue lanjut, "Dan gak, gue gak main film 'Mendadak Alim'. Gue aja kalau gak acting udah kayak orang gila yang gaje (gak jelas, kalau masih ada yang belum tau), apalagi disuruh acting oleh sutradara-sutradara terkenal kayak Deddy Mizwar, Rudi Soejarwo, Hanung Bramantyo, Riri Riza, Mira Lesmana, dll, kayaknya gue cuma bakal jadi piguran yang cuma sekedar 'numpang lewat' dan gak dibayar karena jadi piguran orang gila."

Asem...

Ehm, kita lanjut lagi. Kenapa gue sedikit nyinggung soal film di Indonesia seperti di atas? Karena gue ingin mencoba menggali sedikit ke dalam isi dan hikmah sebuah film. Nah lo! Gimana dengan lo semua? Kalau lo lagi nonton film diambil hikmahnya atau cuma ikut nonton aja? Tanyakan lagi pada diri lo sendiri. Dan sementara lo semua lagi sibuk nanya dalam hati, gue akan lanjut.
Para sineas bilang, film itu sebuah seni. Terus para seniman juga sering bilang, seni itu adalah sebuah cerminan dari diri kita. Lalu muncul pertanyaan lagi : jadi film bokep itu juga cerminan hidup para bintangnya? Bingung kan? Jangankan lo, gue juga bingung...

Kita lewati pertanyaan itu. Sekarang gue coba renungi lagi satu hal. Film merupakan sebuah seni yang menjadi cerminan diri manusia. Dengan mengeksplorasi sebuah fiksi, kita bisa membuat sebuah cerita yang banyak ditunggu untuk ditonton oleh orang lain, yang membuat penonton selalu terkesan setiap kali menontonnya, dan seperti tak ingin waktu berlalu karena sebel nunggu episode berikutnya. Dengan mengkreasikan imajinasi, kita bisa membuat setiap adegan menjadi hidup dengan adanya konflik, kebohongan, kepalsuan, sandiwara, dan para pemeran antagonis mempunyai bibir yang tinggi sebelah gara-gara selalu bikin senyum sinis. Film memiliki unsur dramatis yang membuat penonton seperti tersihir seakan-akan masuk dan terlibat dalam setiap scene dan membuat penonton sering kesal dan marah.
Ya tho? Ibu-ibu penggila sinetron Indonesia?

Contoh, Dinda Kanya Dewi, pemeran Mischa dalam Heksalogi (maaf, terlalu dipaksakan) Cinta Fitri yang setiap hari ditayangkan di saluran matahari, selalu dikerumuni para ibu-ibu, bukan untuk minta tanda tangan, tapi pengen ngeroyok gara-gara udah gak tahan dengan tokoh antagonis yang diperankannya. Padahal, keseharian pasangan Derby Romero ini gak seperti di dalam film itu. Seperti itulah sihir film, film dapat menciptakan stereotipe para tokoh dari apa yang dimainkannya. Jika dia bermain sebagai protagonis, dia pasti dianggap orang baik. Jika dia bermain sebagai antagonis, pasti dianggap orang jahat.

Oke, kita balik ke topik awal.
Kenapa gue pake judul kayak di atas? Gue juga gak tau sebabnya. Tapi yang pasti, gue pengen menghubungkan judul postingan ini dengan apa yang gue bahas tadi.

Film berisi sandiwara, tapi sadar gak, hidup ternyata adalah sandiwara terbesar yang pernah Allah susun. Bahkan skenarionya lebih rumit lagi karena pelakunya ada banyak sekali. Lebih banyak dari pelaku-pelaku sinetron murahan yang sering ditayangkan di TV Indonesia. Namun agak berbeda dengan pelaku sinetron, kita hanya memiliki satu kali take tanpa cut. Setiap apa yang kita lakukan akan selalu membekas dalam hati lawan main kita. Allah sebagai sutradara sekaligus produser tidak akan pernah mengatakan 'cut!' setiap kali kita melakukan kesalahan, tapi membiarkan kita terus ber-acting sejauh yang kita bisa sampai pada saat kita dipanggil dan "dipecat" dari sandiwara terbesar yang pernah ada.

Mengenai judul postingan ini, gue akan sedikit mengulas artinya.
Mungkin ada yang udah tau, gak apa. Gue tetap akan maju.
"Ana uhibbuka fillah" itu artinya "Aku mencintaimu kerena Allah". Secara harfiah artinya begitu. Ya udah, bagi yang bingung mau ngomong "I love U" pake bahasa lain, boleh pake kata tadi. Tapi ingat! Suatu saat kata itu akan kita pertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jadi jangan pernah main-main dengan kata itu, karena bisa aja ada korban seperti dalam cerita yang gue dapat langsung dari teman gue.

Temen gue pernah pacaran dengan seorang cewek. Masa pacarannya cukup pendek, gak sampai sebulan. Namun katanya, ada 3 hal yang paling buat dia susah dilupakan sekaligus susah buat dia mengerti.

Satu, kata yang diucapkannya saat mulai pdkt.
Dua, kata yang diucapkannya setelah menerima.
Tiga, kata yang diucapkannya saat berpisah.

Semuanya adalah kata yang sama : "Ana uhibbuka fillah".

Dia selalu berpikir, 'apakah kata itu tidak berarti lagi hingga dia bisa berkata seperti itu dengan bebasnya?' Hingga akhirnya dia mulai merasa dikhianati. 'Cinta' yang ia rasakan hanya sesaat. Bukan cinta yang sebenarnya. Dia pun bertanya dengan si cewek soal itu. Apa jawabannya?

"Kenapa aku mutusin kamu, karena aku masih menghargai kamu dan ingin melindungi harga dirimu..."

Begitukah seharusnya melindungi harga diri seseorang? Dengan cara mengatakan "I love U" seenaknya, dan setelah selesai urusan "berpacaran", ia bisa kembali "mengadu kasih" dengan orang yang sebenarnya ia cintai lebih dari orang yang sangat ingin mencoba untuk menjalin hubungan abadi? Apakah itu hal yang wajar, dengan menggunakan orang lain untuk kembali mendapatkan cinta orang yang dulu pernah dicintainya? Apakah cinta "sementara" yang dulu pernah ia berikan itu cuma sandiwara dengan maksud membuat orang yang dulu pernah dicintainya cemburu? Begitukah???

Ingatlah siapa yang lebih dulu mengucapkan "Ana uhibbuka fillah". Suatu saat kata-kata itu akan menjadi bukti apakah yang kau ucapkan itu sesuai dengan apa yang kau pikirkan dan rencanakan. Bukan bermaksud untuk menyudutkan seseorang, tapi setidaknya ini untuk menyadarkan kita yang telah lama dibohongi dengan adanya cinta cinta dan cinta yang hanya keluar dari mulut dan bukan dari hati. Mulut memang mudah mengucapkan, tapi pernahkah kata itu keluar dari hati? Belum tentu kita mampu.

Dan lagi, kata "Ana uhibbuka fillah" gak akan pernah tepat apabila dipakai untuk menunjukkan "cinta"nya anak muda yang lagi getol-getolnya berpacaran. Kata itu hanya diterima Allah bila kita sudah tiba pada masanya untuk mengucapkan kata itu, yang sangat dinantikan oleh pendamping kita, yang insya Allah akan selalu setia menemani kita hingga maut menjelang, yaitu ikatan hidup yang paling valid tanpa expired date. Pernikahan.

Oke, stop. Atas permintaan temen gue, gue akan hentikan bahasan tadi.

Jadi apa hubungannya? Hubungannya adalah "Pantaskah kita bersandiwara dalam hidup?" Jawabannya sangat conditional. Mengingat kita sendiri saat ini sedang melakukan sandiwara kehidupan. Tapi ada perbedaan dengan sandiwara yang dilakukan di pentas seni, kita tidak memiliki "kehidupan kedua". Yang ada hanyalah satu kehidupan yang mutlak harus kita jalani. Tidak akan ada pengulangan. Yang ada hanya moving forward. Kesimpulannya, sebisa mungkin hindarilah sandiwara yang berlebihan, yang mungkin akan mengakibatkan saudara-saudari kita terluka karena skenario yang kita buat. Bersungguh-sungguh dalam berbuat, agar tidak ada lagi kata sesal dalam diri kita. Jalani kehidupan apa adanya. Lakukan apa yang kita bisa, jangan memaksa. Karena mungkin itulah hal yang terbaik untuk hidup kita dan juga orang-orang di sekitar kita.

Dan lagi, maaf jika postingan kali ini menyinggung perasaan beberapa pihak yang membacanya. Tapi jika tidak begitu, maka posting ini tidak akan dibaca sedikitpun. Benar kan?

Sebagai penutup dan kesimpulan dari apa yang gue bla-bla-bla di atas adalah, hanya untuk mengingatkan, manusia tidak memiliki kekuasaan untuk menilai sesuatu. Kita hanya bisa melihat, mengamati, dan memperhatikan sesuatu. Dari hasilnya itu, akan muncul sebuah kesimpulan akan suatu hal. Dan itu bukan penilaian. Penilaian akhir hanya ada di tangan-Nya. Bukan dari apa yang kita rasakan. Karena kita sama sekali tidak berada dalam sudut pandang orang itu. Pasrahkan saja semuanya hanya kepada-Nya Yang Maha Kuasa. Karena manusia hanya bisa "live their life to the fullest". Melakukan hal yang terbaik dalam hidup kita.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh...
*turun mimbar*

Thursday, October 7, 2010

Atas Nama Ilmu Pengetahuan

Setiap kali gue denger cerita-cerita orang-orang hebat yang dalam usia muda menjuarai kejuaraan sains alias Olimpiade Sains, gue selalu merinding dan mulai merasa minder.

Contohnya beberapa waktu lalu, temen gue cerita soal keberhasilan siswa SMA gue dulu dengan gurunya, kalau si R juara Olimpiade tiga kali berturut-turut, si B bisa ngalahin si R dalam Olimpiade meskipun si B baru kelas X dan si R udah kelas XII, si T berpotensi juara berturut-turut tapi ngelepasin bidangnya dan kuliah di tempat yang lain dari yang biasa, si A dapat beasiswa luar negeri karena juara, dan lain-lain, gue cuma bisa diam sambil neguk soda yang ada di tangan gue. Gue akui, gue emang minder. Sangat minder.

Mau tau apa yang gue pikirin saat itu? Yang gue pikirin sebenarnya cukup simpel : "Gimana ya, biar bisa kayak orang-orang itu? Pada makan apa ya? Ada kiat belajar khusus gak ya? Otaknya berapa cc sih? Jangan-jangan ada hard drive 128 GB berprosesor Intel Atom i8 di dalam otaknya..."

Oke, gue akui, gue emang lebay. Tapi setidaknya, kelebayan gue bisa membuat gue berpikir lebih mendetail tentang suatu hal. Jadi jangan heran kalau tiap hari uban gue bertambah satu helai.

Faktanya, memfokuskan pikiran dalam menghadapi suatu masalah lah yang menjadi solusinya. Sama seperti mahasiswa yang menerapkan SKS alias Sistem Kebut Semalam. Kita hanya akan belajar makul yang akan diujikan dengan habis-habisan. Apapun yang terjadi, apakah kita ketiduran, mata jadi loyo, bawaannya ngantuk, belajar sampai begadang, dan lain-lain, tidak akan kita hiraukan. Karena yang penting adalah kita bisa menguasai materi yang diujikan besok hanya dalam satu malam. Kalau dicocokkan pada masalah sebelumnya, hubungannya ada pada bagaimana persiapan itu dilakukan. Butuh waktu yang lama mempersiapkan diri menghadapi kompetisi sekaliber Olimpiade Sains. Gak cuma jasmani, mental juga perlu disiapin. Kalau gak, yang ada setelah gagal, adalah stres berkepanjangan.

Ngomong-ngomong soal Olimpiade Sains, percaya gak percaya, waktu SMA dulu gue pernah diusulkan buat ikut dalam Olimpiade Kimia. Hanya saja, the tricky part that made me unqualified was, waktu itu gue udah kelas XI. Dengan kata lain, penjurusan udah dimulai dan gue, mungkin udah pada bisa nebak, ada di kelas IPS. Tapi si guru Fisika jadul itu nolak usulan anak IPA. Berikut cuplikan percakapan apa yang terjadi pada suatu Selasa di bulan November 2006 yang gue denger dari penuturan langsung anak-anak IPA itu :

Guru Fisika Jadul (GFJ) : Oke, Fisika sudah semua. Terus, lanjut ke Kimia. Siapa yang bisa wakilin buat Kimia?
Anak-anak IPA (IPA) : E, Pak!!!
GFJ : Oke, E udah dipilih. Terus yang satunya lagi siapa?
IPA : Aulia, Pak!!!
GFJ : Hah? Gak bisa itu. Dia kan IPS, gak boleh ngewakilin IPA.

Setelah denger berita itu, gue cuma bisa ketawa kecil. Gue gak marah karena diusulkan karena gue tau mereka pernah melihat gue ikut les Kimia mereka. Mereka tau kemampuan gue di bidang itu. Gak masalah kalau gue gak ikut Olimpiade. Gue juga emang gak suka dengan persaingan. Hanya aja yang gue permasalahkan dari hal ini adalah : "Pantaskah Ilmu Dimonopoli?"

Apa cuma anak IPA yang harus tau masalah kesehatan dan yang lain gak? Apa cuma anak IPA yang boleh praktek di Lab dan yang lain gak boleh? Apa cuma anak IPA yang bisa ngerti soal anatomi dan yang lain gak bisa? Dan kalau mau diusut, liat cabang Olimpiade SMA, berapa banyak cabang IPS? HANYA EKONOMI. Gak lebih. Bukan maksud untuk membanggakan fakultas gue berada sekarang, tapi semestinya kita prihatin terhadap kenyataan ini.

IPA hanya boleh pelajari IPA. IPS hanya boleh pelajari IPS. Gak boleh nyeberang. Begitukah seharusnya? Jadi siapa yang akan nanggung kalau nanti lulusan IPA gak suka bersosialisasi dengan sekelilingnya sampai gak tau apa yang terjadi, atau lulusan IPS gak tau apa dampak Monosodium glutamat, Klorofluoro karbon, Tetraethyl lead, Kalium sianida, dan lain-lain bagi kesehatan? Kita? Bukan. Salahkan sistem pendidikan yang cenderung separatis dengan penjurusan. Kita hanya bisa mengikuti sistem saja, tanpa tau maksud sistem. Kita udah lama dijajah dan dibodohi oleh paradigma pendidikan seperti ini.

Jadi apa maksud penjurusan? Gak lain hanya untuk memfokuskan diri dalam menuntut pendidikan. Tapi fokus saja gak cukup. Kita perlu ilmu pengetahuan di sekeliling kita sebagai pelengkap hidup. Contoh saja, sebagai umat beragama, kita perlu belajar ilmu agama, tanpa memperhatikan kita dari jurusan mana. Seperti itulah bagaimana kita membutuhkan ilmu pengetahuan.

Balik lagi ke ilmu pengetahuan, ilmu pengetahuan memiliki peranan penting dalam kehidupan. Ilmu pengetahuan dapat mempengaruhi cara kita berpikir dan bertindak. Ilmu pengetahuan dapat menjadi pelajaran terbaik bagi kita dalam memahami hidup, di luar textbook dan apa yang disampaikan dosen/guru. Ilmu pengetahuan memiliki cakupan luas. Jadi pahamilah lebih dulu ilmu pengetahuan sebelum memulai pendidikan.

Pantaskah ilmu pengetahuan dimonopoli? Kalau gue disuruh jawab, jawaban gue adalah gak. Ilmu pengetahuan itu gak ada yang spesial. Ilmu pengetahuan itu umum. Ilmu pengetahuan itu gak boleh dikhususkan untuk suatu kalangan saja. Karena pada akhirnya ilmu yang kita miliki itu akan diajarkan kembali kepada penerus kita. Kamus juga gak akan bisa bohong. Liat science secara intisarinya. Apa artinya? Ilmu pengetahuan. Dan menurut gue, orang yang melawan ilmu pengetahuan itu sama dengan orang yang melawan waktu, sia-sia.

Contoh, kata cewek, cowok itu gak akan bisa ngerti sedikitpun tentang cewek. Pendapat yang sangat dangkal dan desperate banget buat gue. Boro-boro mau ngelindungin rahasia tentang cewek, cewek aja ada juga yang gak tau apa yang 'seharusnya' udah jadi bidang penguasaannya. Contoh lagi, ada temen gue, cewek, gak tau soal make up, cewek gak bisa masak, cewek gak bisa menjahit, atau lainnya. Kalau masalah inner, cewek juga gak bisa menyangkal kalau rahasia cewek itu udah beredar luas. Buktinya? Tuh, pelajaran biologi, sistem reproduksi... :p

Jadi konklusinya adalah, kita harus bisa berbagi pengetahuan dengan sesama manusia. Jangan pelit! Cewek harus mau berbagi pada cowok apa yang yang mereka ketahui dan pikirin dan sebaliknya, agar bisa terhindar dari hal-hal yang tidak mereka inginkan, sama seperti anak IPA dan anak IPS saling berbagi pengetahuan. Tentang apa yang mereka pelajari dan alami, yang mungkin akan menciptakan kesinambungan terhebat dan terindah dalam hidup manusia, hingga pada akhirnya tidak ada istilah orang bodoh dan orang awam.

Atas nama ilmu pengetahuan, mungkin masa-masa seperti itu akan tercipta di Indonesia...

Dan atas nama ilmu pengetahuan, gue optimis...

"Melawan pada yang berilmu dan berpengetahuan adalah menyerahkan diri pada maut dan kehinaan"
Pramoedya Ananta Toer

Monday, September 27, 2010

Shocking News!!! Damn...

Oke, sedikit aja ya...

Nilai Intermediate Accounting baru aja keluar. Setelah capek nunggu 2 minggu, gue cuma dapat C. Memang menyebalkan, apalagi setelah melihat IPK yang sebelumnya 3,02 sekarang turun jadi 2,97. Menyebalkan...

Tapi anehnya IPS gue naik dari 2,6 menjadi 3.
Gak ada hubungannya sih, tapi ya sudahlah, semoga aja bisa nambah lagi di semester 5 ini.
Gue udah berhasil ngambil 9 mata kuliah. Jauh lebih banyak daripada yang biasanya gue ambil, 5.
Huhuhu...

Hanya aja, Advanced Accounting yang gue ambil adalah kelas yang rawan. Bukan rawan kecelakaan, tapi rawan karena ada kemungkinan gak ngerti materi kuliahnya. Sekali lagi, hal ini harus gue ambil dengan besar hati. Karena seperti itulah, resiko seorang mahasiswa...

Semoga gue bisa survive dari kemelut ini...

Sunday, September 26, 2010

A Little Update

News Flash!!!

Dikit aja ya, soalnya waktu gue lagi gak banyak.
Ehm.

Oke, udah seminggu gue pindah dari kediaman lama "sementara" di Sepakat 1 Bumi Batara no. B5, ke... ke...
Di mana itu alamatnya. Gue lupa...
Eh, lebih tepatnya gak tau.
Nanti deh, gue kasih alamat lengkapnya.
Tapi yang pasti udah mulai jauh dari kampus.

Next, hari Jumat kemarin gue ditawarin buat ngajar Bahasa Jepang di Sang Bintang School. Sekedar info, Sang Bintang School merupakan pelopor pengajaran Bahasa Inggris di Indonesia dengan motto : "6 minggu bisa!". Maksudnya, siswa Sang Bintang School dijamin dapat berbicara dan menulis dalam Bahasa Inggris dengan lancar hanya dalam 6 minggu. Jumat kemarin gue udah bertemu beberapa staf, dan yang bikin gue kagum adalah : 90% dari semua staf ingin BELAJAR BAHASA JEPANG!!!

Wow...

Dan kemudian gue ditantang kayak gini : "Can we learn Japanese in only 6 weeks?"

Gue jawab dengan sedikit presentasi : "I'm sorry, but it's almost impossible. As we know, Japanese is so much different from the other language that using Romans. First, as the basic we have to memorize all the letters in order to begin to read. It's different from the Romans' language that we know all the letters since we're still an infant. Second, the links between letters. Japanese knows no space, so it's a little bit hard to recognize which is words, which is name, and which is particles. Even we have to read the sentences once again to perfectly distinguish them. Third, the using of Kanji. The number of strokes, the regulation in sentences, and how to read, sometimes confusing. In order to try to write Kanji, we have to start to stroke from the beginning. The fourth and the last, is the student's spirits. Those who learned Japanese, are fully committed. Without this commitment, students will have no spirits to continue learning. So it'll become a difficult thing to force them."

"But I believe we could do better than just studying in normal way. So how about it? Do you want to take our offer to start a new Japanese Class here?"

"I have learned Japanese in 10 months, but now I still an intermediate. I can't stay at the course because of increasing fees. I have no teacher now. So if I want to continue to learn, and if this is the path He showed me that I should take, I'll take it."

Dan begitulah apa yang terjadi pada "Fateful Friday" itu. Huehehehehehe...
*4L4Y 7074L 3FF3C75*
Usul gue akan mulai dipertimbangkan. Nike, temen gue yang membawa gue ke Sang Bintang School Jumat kemarin bakalan ngomong lagi sama ketua umumnya. Semoga beliau bisa cepat setuju dan gue bisa merasakan atmosfir kerja itu seperti apa. Mudah-mudahan ini gak akan ganggu kuliah gue yang udah semester 5 dan harus cari bahan skripsi dengan cepat. Dan mudah-mudahan gue bisa termotivasi dengan adanya pengalaman mengajar di tempat ini. Semoga saja.

Amin...
*menutup doa*

Wednesday, August 25, 2010

Telah Ditemukan! Penerus Edgar Terbaru!!!

Selama gue hidup 19 tahun ini, gue udah melihat banyak orang. Dengan berbagai macam karakter, sifat, dan sikap. Dari segala usia, jenis kelamin, dan lain-lain. Tapi ada beberapa orang yang bikin gue mangap dengan kelakuan mereka. Gak tau kenapa, yang pasti mereka bisa dibilang aneh dan hampir gak waras.

Wow.

Yeah, wow.

Udah kagum yang gak jelas?

Oke, inilah beberapa orang yang gue maksud itu.


Nama : Kevin Adi Damara
Lahir : 1 Maret 1996
Jenis : Laki-laki
Status : Sepupu Maternal
Cita-cita : Jadi penguasa Point Blank
Pencapaian : Umur 4 tahun makan upil sendiri. Umur 5 tahun mulai isep ibu jari kaki. Umur 6 tahun makan abu rokok. Umur 7 tahun kunyah styrofoam. Perlahan-lahan mulai bisa mengubah sikapnya. Tapi tetap aja gak bisa hilang dari sifat aslinya, mudah teracuni. Dulu PS2, sekarang Point Blank. Satu hari dia bisa habisin 20 ribu. Ckckck...


Nama : Arief Wibana (di sebelahnya nyokap gue)
Lahir : 8 Maret 2002
Jenis : Laki-laki
Status : Adik sendiri
Cita-cita : "Bang, main laptop abang..." (dan biasanya kalau udah denger ini, tanpa basa-basi gue bilang "Gak!")
Pencapaian : Lahir dengan BB paling berat, yaitu 4,3 kg, berdampak pada posturnya yang mulai gembrot. Umur 6 tahun masih gak malu keluar rumah tanpa celana. (!!!) Setiap kali dibeliin celana, minggu depannya pasti selangkangannya robek. Cuma bisa berenang gaya batu, sampai-sampai ada anak kecil yang ngeliat dia berenang di parit depan rumah bilang, "Ma, itu batu apa bukan? Kok ada tonjolannya?". Postur gembrotnya menyulap wujudnya menjadi seperti binatang berbulu lebat kalau lagi tidur. Panas sedikit buka baju, lebih sering cuma pake kolor, nyalain kipas angin, dengar lagu di hp nyokap, dan mulai hibernasi. Dan layaknya binatang yang lagi hibernasi, dia paling benci dibangunin.

Ulah mereka berdua udah gue ceritain di "2 Minggu, Rambut Baru, dan Hilangnya Titisan Edgar". Kalau belum baca, liat aja di postingan bulan April.

Tapi ternyata, masih ada yang lebih heboh! Lebih muda, dan bisa dibilang penerus Edgar yang sebenarnya !!!


Nama : Raihan Aji
Lahir : 27 Desember 2007
Jenis : Laki-laki
Status : Sepupu Maternal
Cita-cita : Masih belum jelas. Tapi kayaknya bakalan menakutkan.
Pencapaian : Raihan berBB yang setara dengan induk kangguru hamil. Raihan anak yang bandel. Raihan suka mukul orang pake barang panjang berbentuk silinder. Raihan pernah bikin anak tetangga nangis. Raihan pernah buat orang dewasa pingsan. Raihan pernah bikin orang sakit mata gara-gara nunjukin tititnya.

Raihan betul-betul brutal. Gue takut kalau diminta jadi babysitternya dia, tulang-tulang gue bakalan remuk jadi 200 bagian. Dan sayangnya, hal itu pernah terjadi pada gue.

Sore itu, gue diminta jagain Raihan. Orang dewasa di rumah pada ngurus dapur. Sementara gue ngawasin dia, gue berbaring telungkup di teras rumah karena tuh anak paling seneng bikin orang yang ngawasin dia (baca : gue) capek bukan main. Setelah hampir mukulin gue pake sapu ijuk, dia lari lagi entah kemana. Yah, gue udah pastiin dia gak bakalan keluar dari gang ini. Yahsud, enjoy, angin sepoi-sepoi, pewe banget nih. Gue mulai memejamkan mata...

Uhhh, nikmatnya dunia...

Tapi...

Thump!

Oooohhhokkkkkhhh...!!!
Apaan nih? Kayak ada sesuatu yang nginjak gue...

Gue liat ke belakang...

Raihan nginjak gue!!!
Bukan. Lebih tepatnya nginjak-nginjak gue!!!

OOOOKKHHH OKHHHH!!!
Bukan cuma sekali. Bukan cuma sepuluh kali. Tapi berpuluh-puluh kali.
Gue liat mukanya. Jelas sekali dia masang tampang kayak lagi pengen bunuh gue. Jadi inilah rasanya terkena 'Angry Stomp' gaya pegulat di WWE

Oooookhhhhhhh ohhhkhhhhh ohhhkhhhhhh!!!
Raihan, apa salah gue? Apa salah GUEEEEEE????
Gue tau badan gue bakalan remuk kalau gue diem aja. Jadi gue bergerak menyamping. Tapi...

Thomp!

AAAAAAAAAAAAAAAAGHHHHHHHHHHHHHH!!!
Dia. Jatuh. Duduk. di. Perut. Gue.

Untungnya karena teriakan gue, orang-orang dewasa di dapur pada berdatangan. Gue pun terhindar dari vonis badan tanpa tulang. Tapi yang paling gak gue pengenin adalah, Raihan jadi seperti apa yang gue pikirin, PREMAN.
Serem.
Yah, semoga aja gak pernah terjadi. Dan semoga gak ada lagi insiden tulang gue hampir remuk.

Dan kayaknya penerus-penerus Edgar mendatang akan makin banyak di keluarga gue...

Tuesday, August 10, 2010

More Hiatus, Urgh...

Oke, bulan puasa mulai datang.

Tahun ini gak ada yang terlalu special buat gue. Terlebih setelah gue ambil pelajaran dari tahun lalu. Gak ada doa. Gak ada hepi. Gak ada emosional. Gak ada. Selamat tinggal masa lalu.

BGM : Andra & The Backbone - Selamat Tinggal Masa Lalu

Oke, cukup dengan basa-basi yang pendek ini. Back to the topic.
Liburan udah memasuki bulan kedua, tapi tetap aja gue gak bisa enjoy apa-apa. Selama liburan gue gak diberi uang saku yang banyak. Motor gue dibawa orang, jadi gue gak bisa sering-sering pulang ke Pontianak. Terlebih, gue bosan ada disini. Biasanya kalau gue bosen, gue tinggal pergi ke kampus sambil bawa laptop dan online terus. Disini? Emang sih ada tempat buat online pake laptop, hanya aja harus bayar goceng. Gak gratis seperti online di kampus.
Apalagi gue harus mulai pertimbangan buat pindah. Pengennya sih cari-cari rumah di Pontianak. Rumah yang kemarin ditawarin gak dapet karena pemiliknya memutuskan buat perpanjang kontrak. Padahal udah hampir deal. Sekarang tersisa tawaran di daerah Saigon. Jauh dari kampus sih, tapi mau gimana lagi. Cari rumah disini udah pada susah.
Sekarang mungkin gue akan lebih banyak hiatus. Gue mau hemat-hemat dikit dengan sisa uang payroll gue yang pas-pasan. Gue juga masih belum menerima berita soal lamaran kerja gue. Semoga aja diterima dan bisa mulai kerja.

At last, let my time of hiatus starts now...
See you at next uncertain time, guys...
Met berpuasa buat kalian...

Wednesday, July 21, 2010

I Start with a Post, Only for You

I don't need a mere wonderful text from you.
What I need is your confession to me, whether you still reminds me as your special one or not.
'Cause I still need you, whatever happens to me.
I believe, I believe that I could achieve more than a glorious feeling that you said 4 months ago.
And now, even though the earth separate us, I really want you to know, that this heart will be always for you.
I love you 'til the last part of me.

Happy unofficial 4 months, Sinta Mariana.

Monday, July 12, 2010

Warnings for Us, Guys! -part 1-

Hati-hati dengan cewek seperti ini!

Kalau ada yang heran kenapa gue nulis begitu, gue akan jelasin.
Mungkin gue gak punya banyak pengalaman dalam masalah asmara, karena tercatat baru tiga kali gue resmi pacaran dan ketiganya berakhir sebelum waktunya (baca : putus). Tapi meski begitu gue senang melihat bagaimana cara manusia berperilaku terhadap lawan jenisnya, dan dengan itu gue makin banyak belajar tentang perbedaan dalam diri manusia. Oleh karena itu gue akan memperlihatkan ciri-ciri cewek yang menyimpan kekuatan berbahaya buat cowok yang coba mendekatinya (emangnya parasit?). Maksudnya, kalaupun kalian berhasil, pada akhirnya kalian akan putus juga. Dijamin! *iklan mode : on*
Tapi semuanya kembali pada kalian, cowok-cowok semua, apakah info dari gue akan dipakai atau gak, terserah aja. Tapi ingat, I've warned you, guys!

1. Cewek menganggap kita anak-anak
Kalau udah baca Marmut Merah Jambu-nya Raditya Dika, mungkin kalian udah bisa mengerti kalau bagi cewek, cowok itu ada 2 tipe, cowok yang "bajingan" (normal) dan cowok homo (gak normal). Tapi dalam pengamatan gue, ternyata masih kurang satu. Tipe ketiga adalah anak-anak. Tipe ini dipilih cewek karena mereka melihat apa yang kita lakukan di depan mereka. Jika mereka melihat kita (apalagi yang masih duduk di bangku SMP atau SMA) masih suka main kejar-kejaran, mainin sapu atau alat sejenisnya, masih suka makan es krim Paddle Pop mini, atau masih suka pake kolor cap Spiderman, masih suka nonton anime/kartun lalu membahasnya di depan mereka, maka bersiap-siaplah untuk menerima image sebagai cowok yang kekanak-kanakan. Ini bukan masalah manja atau cengeng, sama sekali bukan. Ini adalah masalah image, atau bahasa Sosiologinya, assigned status, status yang didapatkan seseorang dari orang lain karena ciri-ciri atau sifat yang dimilikinya. Dan seperti yang telah kita ketahui, pengecapan image pada seseorang pada akhinya hanya akan berakhir pada dua hal. Satu, image itu akan susah untuk dihilangkan, kecuali jika kita pergi ke suatu tempat yang benar-benar baru bagi kita. Dan kedua, kalau kita gak tahan dengan pengecapan image tersebut, bukan gak mungkin kalau kita akan depresi dan kemudian gak tahan untuk hidup, terus hanya akan memikirkan cara apapun hanya untuk lepas dari image tersebut.

Udah banyak korban berjatuhan hanya karena ASS-igned status ini. Gue pernah nonton Oprah Winfrey Show, yang isinya tentang assigned status yang telah marak dipraktekkan di banyak SMP dan SMA di Amerika. Ambil contoh aja, ada seorang cowok biasa, naksir dengan cewek yang terkenal, katakanlah anak cheerleaders. Yang mengejutkan buat si cowok itu adalah, si cewek mau terima asalkan si cowok ngajak dia jalan-jalan dan nembak di sebuah kafe. Si cowok pastinya senang-senang aja. Tapi yang gak dia tau, rupanya tuh cewek bersekongkol dengan cowok-cowok sok jagoan yang suka menindas orang-orang lemah di sekolah buat mempermaluin tuh cowok. Dan seperti yang kita bisa prediksikan, tuh cowok berhasil dipermalukan di depan orang banyak dengan kata-kata : clumsy (lemot), sissy (banci) dan kata-kata lainnya. Kemudian, depresi tak berujung, dan akhirnya, memilih bunuh diri.
Setelah sadar dengan apa yang mereka perbuat, mereka pun menyesal dan meminta maaf pada orang tuanya. Tapi sayang, waktu gak akan pernah kembali lagi. Yang tersisa hanyalah penyesalan...

Oke, maaf kalau gue udah bikin kalian hampir menitikkan air mata. *sob*
*SFX : turntable di-stop paksa*

Yah, ini cuma contoh aja. Karena situasi di Amerika dan Indonesia jelas sangat berbeda. Kalau di negara kita, malah senioritas yang diagungkan. Apaan tuh prinsip? The hell with seniority.
Pada dasarnya, kita perlu berhati-hati dengan setiap orang, termasuk dengan cewek yang kita taksir. Siapkah kita menerima semua yang dikatakan orang-orang tentang kita? Kalau belum, bisa gue saranin pada kalian buat menahan diri gak melakukan PDKT. Kenapa? Karena sia-sia aja kalian coba PDKT kalau ego masih membenjol di jidat kalian.

Ini ada contoh cowok yang masih mempertahankan benjolan egonya sampai dia di kelas 2 SMA, saat dia memutuskan buat menembak tuh cewek yang udah lama dia taksir.

Cowok : (dengan gaya sok cool, berjalan menghapiri si cewek yang lagi duduk di bangku depan kelas) Hai
Cewek : Hai
Cowok : (ikut duduk) Maaf ya udah buat kamu nunggu di sini
Cewek : Gak apa sih, lagian aku juga lagi nunggu ekskul si N selesai
Cowok : Oh gitu ya?
Cewek : Iya. Oh iya, apa sih yang pengen kamu omongin, kita berdua aja?
Cowok : Eh iya. Jadi begini...
Cewek : Iya?
Cowok : (mukanya merah sekaligus pucat, keringat dingin bercucuran, ngomong terbata-bata kayak abis lari karena melihat pocong keluar dari kubur) A..a..aku s..s..suka s..sama k..k..kamu
Cewek : (seperti gak memperhatikan omongan tuh cowok, tetap santai dan tenang lalu ngomong) Terus?
Cowok : K..k..kamu m..mau g..g..gak j..jadi p..p..pacar a..a..aku?

Hening

Cowok : (udah kembali ke status asalnya karena berhasil menghilangkan beban dan ketakutan di pundaknya) Kok kamu diem?
Cewek : (menatap mata si cowok dalam-dalam, lalu terbelalak sesaat, seperti mendapatkan petunjuk terhadap kasus kejahatan yang ditanganinya, lalu ngomong dengan enteng) Masih KECIL kok mau pacaran?
Cowok : (gak percaya dengan apa yang dia dengar, mengambil cotton buds, mulai membersihkan kupingnya sebentar, lalu bertanya lagi) Apa?
Cewek : Masih KECIL kok mau pacaran?

Jeger!!!

Cowok : (terdiam, mangap, matanya memutih kayak udah kehilangan setengah nyawa)
Cewek : (berdiri) Udah dulu ya, si N udah selesai ekskulnya. Aku pulang dulu
Cowok : (masih terdiam, mangap, sekarang kulitnya yang memucat)

Dan akhirnya si cewek meninggalkan si cowok yang sedang terguncang, tanpa rasa kasihan dan terima kasih atas perasaan si cowok sedikitpun.

The End

Loh?

Oke, itu tadi adalah contoh, sekaligus jawaban kenapa gue melarang kalian PDKT kalau kalian masih mempertahankan benjolan ego kalian. Hanya ini yang akan kalian dapatkan. Karena itu, sudah saatnya melepaskan ego dari diri kalian. You're not kids anymore, so stand with it!

Satu-satunya cara untuk mencegah hal seperti di atas terjadi, adalah dengan melakukan improvisasi sebelum memulai PDKT. Jadi apa, gue gak tau. Tapi yang pasti temukanlah jati diri kalian yang sesungguhnya yang lebih baik daripada saat sebelum kalian melakukannya. Bisa kan? Pasti bisa. Namanya juga laki-laki. Kenapa? Kok pake tanya? Udah jelas kan? GAK ADA COWOK YANG MAU DIKATAIN MASIH KECIL OLEH CEWEK YANG DIA TAKSIR! Ups, sorry. Gue agak emosian.

Oke, itu tipe cewek yang pertama. Tipe cewek yang lainnya akan segera menyusul.
Semoga menjadi referensi yang penting buat kalian dalam mengenal cewek yang kalian taksir.

Tetaplah berjuang dalam mencari cinta sejatimu! *Choky Sitohang mode : on*

Tuesday, June 1, 2010

Renungan si Kebo

Lama banget gue gak online.
1 minggu lebih gak online bagi gue sama aja dengan tinggal di dalam penjara.
Terlebih gue baru ngalamin hal yang paling gak ingin gue dapetin.

Gue... Baru putus sama pacar gue...

Dengan begitu totalnya menjadi 3 kali.

Tapi anehnya, gak tau kenapa yang kali ini sedikit berbeda dengan 2 sebelumnya.

Mungkin karena gue belum pernah melihat pacar gue sendiri face to face, mungkin juga karena jarak yang jauh, mungkin juga karena cuma bisa komunikasi lewat hp aja, atau mungkin...

Gue udah mulai melunak...

Perbedaan yang paling mencolok mungkin adalah lamanya gue pacaran. Setelah 2 kali sebelumnya dengan "kejam" diputusin setelah berhubungan dalam waktu yang singkat. Yang pertama, 7 hari. Yang kedua, 20 hari. Dan yang kali ini 72 hari. Bukan angka yang pantas dibanggakan, memang. Karena gue udah sering liat banyak pasangan yang awet banget sampai bertahun-tahun, yang selalu bikin gue iri saat ngeliat mereka.

Tapi pikiran gue kembali ke jalur asli (gue gak mau pake kata utama) dalam hidup gue. Gue udah 19 tahun, sebentar lagi 20. Sampai sekarang gue masih belum punya tujuan hidup gue yang sebenarnya. Gak ada yang bisa gue banggain ke orang banyak. Gak ada!

Saat mulai menuju kepala 2, banyak orang menganggap hidup ini menyenangkan. Life is fun! Mereka bisa menikmati hidup, mencari pasangan yang mereka suka, bebas ngelakuin apa aja, bisa ngumpul dengan teman-teman sambil foya-foya, membuat kebisingan di jalan, konvoi-konvoi yang gak jelas, nongkrong di mall, dan masih banyak hal lainnya. Namun waktu mulai masuk kepala 2, hidup seakan banyak tekanan. Umumnya umur 20-an merupakan umur yang layak kerja. Kalau gak kerja, tentu akan dicibir orang. Dianggap pengangguran, sampah masyarakat, yang gak bakal mampu menafkahi diri sendiri hingga saat berkeluarga nanti. Kemudian kalau lagi kuliah, pengennya cepet lulus, wisuda, lalu cari kerja. Gak jarang untuk mencapai tujuan itu (baca : lulus), mereka menghalalkan segala cara. Dari nyontek waktu ujian, sampai ke yang parah, nyuap fakultas buat ngelulusin mereka. Terus? Gak mungkin mereka gak mikirin untuk berkeluarga kan? Yup, menikah mungkin adalah tujuan akhir dari dasawarsa umur 20-an.

Boleh saja kita berpikir secara praktis untuk jangka pendek kan? Seperti untuk lulus kuliah, terus mendapatkan kerja. Menurut gue, hal seperti itu udah hal yang standar banget. Baik cowok maupun cewek pasti punya target untuk masa depan. Namun, kalau untuk berpikir secara strategis, gue ragu banget kalau semua orang bisa.

Sebelum putus, pacar gue pernah bilang ke gue kalau dia salut dengan gue yang udah punya rencana buat nikah nanti, meskipun kami sama-sama tau kalau hal itu belum tentu terjadi. Terus dia bilang lagi, kebanyakan cowok seumuran gue masih nganggap cinta itu sebagai main-main aja.

Salahkah gue? Entah. Tapi mungkin hal kayak gitu yang membuat gue stres. Mungkin udah saatnya gue berhenti memikirkan hal-hal yang belum tentu pasti kayak tadi. Menikah.
Gue belum siap menikah.

Gue sadar, menikah bukan hal yang gampang.
Setelah ngeliat dan bedain perilaku pasangan yang baru nikah dengan pasangan yang udah lama nikah, gue jadi sadar kalau dalam berkeluarga, cinta bukan modal satu-satunya. Atau alasan yang paling mudah : mau nafkahin pake apa? masa makan cuma sepiring berdua? jangan-jangan satu baju juga dipake berdua???
Gue harus matengin dulu niat jasmani dan rohani buat mulai berpikir yang benar soal nikah.

Banyak banget alasan buat putus.
Gak cocok, beda agama, jarak jauh, diselingkuhin, hati yang labil, mantan ngajak balik, dapet yang lain, orang tua nimbrung, dan masih banyak lagi.
Untuk yang kali ini gue bersyukur alasan yang diberikan sangat jelas, gak seperti 2 kali sebelumnya, yang satu plin-plan, yang satunya lagi berpaling ke mantan, gue cuma jadi umpan.
Namun, ada satu hal yang masih mengganjal dalam pikiran gue.

Gue bisa ngerti kalau ortu ingin yang terbaik, melarang kita terus lanjut itu adalah salah satunya. Tapi gue masih gak begitu ngerti tentang masalah jarak.

Terlebih, posisi gue gak menguntungkan karena jauh.

"Jangan. Kalau kamu ke sana lalu diapa-apain bagaimana? Kamu itu satu-satunya harapan keluarga."
Gue juga dibilangin hal yang sama oleh nyokap.
Oke, gue tau. Kami sama-sama harapan satu-satunya keluarga kami masing-masing. Khusus gue, sepeninggal almarhum ayah dan abang gue, gue didaulat jadi penopang keluarga satu-satunya. Keluarga gue telah menaruh harapan besar di pundak gue. Karena itu gue gak bisa banyak bacot dalam pilihan. Gue tetap harus memilih sesuatu yang pasti.

Mungkin ada beberapa kesamaan dari ketiga kali kegagalan gue itu. Ada 'mas' yang berpengaruh terhadap jalan cerita. Entah kecil atau besar, gue gak tau. Karena gue gak pernah bertemu dengan para 'mas' itu.

Gue masih labil. Gue gak tau harus ngapain selain mengharapkan internet kampus jalan terus dan gak putus. Buat apa? Buat nulis pikiran gue yang gak berujung ini.

Banyak orang bilang, "Santai aja, kamu masih muda, sukses aja dulu, pasti banyak cewek yang ngejar" ke gue dengan entengnya.
Oke, itu menghilangkan masalah yang muncul karena patah hati. Tapi masalah lain datang.
"Bagaimana caranya biar bisa sukses?"

Mereka gak pernah berpikir tentang masalah selanjutnya yang tiba-tiba datang. Mereka hanya fokus untuk memecahkan masalah yang menimpa mereka saat ini. Tanpa memikirkan apa yang akan terjadi setelahnya.

Gak jarang cinta sering dijadikan sebagai tujuan hidup.
Dan gak jarang juga melihat orang-orang yang gagal mencapai tujuan itu.
Mereka bisa stres.
Gak menutup kemungkinan bunuh diri pada akhirnya.
Seringnya mereka menjadikan cinta sebagai tuhan, yang patut disembah. Perilaku hiperbola ini sangat banyak dijumpai pada remaja. Kalau gak remaja, hal ini juga ada pada para bujang lapuk. Layakkah kita berperilaku seperti itu? Tidak. Ada banyak tujuan dalam hidup hidup yang masih bisa dicapai. Pendidikan, kesejahteraan hidup, keadilan sosial, dan lain-lain masih perlu kita pertimbangkan. Memang ada banyak masalah dalam hidup. Tapi masalah tersebut tidak boleh kita jadikan sebagai beban dan rasa takut yang berlebih. Ingatlah, dibalik kesusahan pasti ada kemudahan.

Dalam film 3 Idiots, Aamir Khan yang berperan sebagai Ranchho pernah berkata, "Kalau kamu mempunyai permasalahan hidup, jangan diambil susahnya. Santai saja, usap dada, yakinkan diri semua akan baik-baik saja dan katakan, AAL IZZ WELL, AAL IZZ WELL"

Kira-kira begitulah gambaran dari permasalahan setiap manusia, dimana rasa percaya diri sangat sedikit, bahkan sangat kurang untuk menyokong kekuatan hidup. Gak jarang kita liat berita-berita di tv tentang orang yang bunuh diri karena permasalahan yang tidak begitu besar. Seperti remaja bunuh diri karena diputusin pacarnya, atau siswi SMA yang bunuh diri setelah mengetahui dirinya tidak lulus dalam UAN. Terlihat jelas dalam pikiran mereka bahwa 'mati lebih mudah daripada menanggung malu'.

Gue sendiri pernah hampir berpikiran seperti itu. Gue merasa gue hanya bisa mencintai seseorang, tapi gak pernah layak untuk dicintai. Terkadang parahnya, gue berpikiran gue diciptakan tidak untuk dicintai. Dan ujung-ujungnya, gue lebih sering menghindar dari publik dan kenyataan.

Pikiran itu adalah salah besar. Agama sendiri sudah melarang manusia mencabut nyawanya sendiri atau nyawa orang lain. Bahkan manusia yang melakukan bunuh diri telah dijanjikan masuk neraka. Gue gak akan banyak berbicara tentang agama, karena itu diluar jangkauan blog gue. Yang pasti, cobalah untuk melihat segala permasalahan dari sisi yang sebaliknya, dan jangan terlalu sering menatap permasalahan secara straight-forward. Karena terkadang sisi lain permasalahan menyimpan sebuah kebaikan untuk kita. Semua adalah rahasia tuhan. Wallahu 'alam.

Sekarang gue dalam keadaan bebas. Umumnya kalau gue baru bebas, gue masih merasa labil. Kalau diibaratkan, gue kayak anak ayam kehilangan induk. Gue gak tau harus ngapain, gue gak tau harus kemana, terkadang melakukan hal-hal yang bodoh, kadang gak pengen ngapa-ngapain, kadang juga pengen gak melihat dunia satu hari saking labilnya.

Gue sebenarnya gak begini parahnya. Sejak kecil, gue udah terbiasa untuk menyendiri. Gue sering melakukan apapun yang gue mampu sendirian. Daripada kumpul dengan teman-teman sambil ngomongin hal-hal yang gak jelas, gue lebih memilih menyendiri di sudut ruangan. Terkadang menatap jendela, sambil memikirkan hal-hal yang gue rasa sangat penting. Gue juga lebih suka diam sambil mendengarkan. Jadi bagi gue, sendirian bukan masalah. Tapi untuk masalah ini sangat lain. Kebebasan udah seperti pedang bermata dua. Di satu sisi, gue senang bisa ngelakuin apa yang gue pengen lakuin tanpa halangan. Tapi di satu sisi, gue juga membutuhkan seseorang yang bisa mengerti apa keinginan gue dan bisa menghalangi gue kalau gue udah kelewat batas.

Jadi intinya, meskipun gue terlahir sebagai orang yang bebas, gue masih tetap membutuhkan seseorang yang mampu membatasi gue jika gue udah mulai kelewatan.

Entah siapa yang bisa. Gue gak tau. Gue hanya berharap jika memang dibalik peristiwa ini ada rencana-Nya yang lebih baik buat gue, gue akan terima dan gue jalani sepenuh hati.

Langit di bulan Juni terus mendung. Mungkin sesuai dengan hati gue sekarang. Hujan mungkin akan menetes sewaktu-waktu.

Dan mungkin, Juni memang waktu terbaik buat gue untuk merenungi semua ini...

Tapi cerita ini gak akan hilang dalam sejarah gue.

Hidup gue akan dimulai kembali... dalam kesendirian...

Friday, May 14, 2010

Saatnya Berubah Menjadi Keboman!!!

Gak mau kalah dengan manusia IP dan manusia setrikaan, gue juga pengen jadi superhero. Tapi masalahnya, gak akan ada karakter superhero yang cocok dengan gue. Gue orangnya pemalas, suka makan-tidur, tapi gak gemuk-gemuk juga, yang ada malah buncit. Gak ada angin, tiba-tiba kentut. *waduh*

Pacar gue bilang gue itu mirip kebo. Haha, tapi emang bener loh! Yang paling extreme adalah gue tidurnya 12 jam! Gila abis...

Dan gue memutuskan untuk menjadi superhero yang namanya...
Eng ing eng!!!

Keboman!!!

Apa tugasnya???

Membasmi virus begadang orang dewasa!

Huahahahahahahahahahahahahahaha...

*gue juga begadang, goblok!!!*

Pendeknya, untuk sementara gue mau hiatus lagi. Tugas gue masih banyak, dan waktu tidur gue juga gak bakalan cukup buat recharge energi gue yang udah banyak terbuang gara-gara online di kampus tiap hari sampai jam 10 malam.

Eh, yang masalah jam 10 malam cuma bercanda. Gue udah gak lagi mau begituan soalnya waktu mau pulang malah dikunciin pagarnya. Haduh...

Oke, gue gak tau lagi kapan bisa update blog gue. Mungkin kalau ada kesempatan atau berita penting. Kalau udah selesai, gue bakalan lanjutin hiatus gue lagi.

Saatnya mencret (mendekin cerita, singkatan khas melayu Kalbar). See you around guys!!! :)

Wednesday, May 12, 2010

Breaking News that Really Break the News

SLASH!!!

Bukan maksudnya mau nyebut nama Slash, gitaris Guns 'n Roses itu, tapi itulah yang terjadi dalam hati gue waktu gue baca sebuah blog yang sering gue baca buat ngakak. Bukan ngakak yang gue dapet, tapi gue jadi bersimpati.
Isinya...

..thus,
I just wanna say to you:

goodbye.
It was an amazing 7 months.
Have an amazing life.
I remain as your friend.

Gue langsung dapet point-nya, si empunya blog baru aja putus dengan pacarnya.
Setelah baca, seketika gue berdo'a, 'Ya rabb, semoga gue gak cepat berpisah sama dia...' dan lain-lain.

Yang bikin gue salut adalah, dalam chaos of heart itu, si empunya blog masih bisa bilang 'I remain as your friend'. Sangat bertolak belakang dengan gue yang gak pernah mampu memaafkan orang-orang yang mutusin gue, sampai sekarang.

Intinya, gue harap hubungan gue dengan pacar gue gak akan cepat berakhir dengan tragis seperti yang pernah gue alami sebelumnya.
9 hari lagi, hubungan gue akan genap 2 bulan. Perjalanan gue dan dia masih panjang.

Ya rabb, berilah kami kekuatan...

Monday, May 10, 2010

Bahasa Indonesia Bukan Penyakit!!!

Entah kenapa semua orang di Kalbar selalu kagok kalau ngeliat orangnya sendiri ngomong pake bahasa Indonesia.
Gue gak bercanda. Semua yang gue omongin 100% benar.
Masih gak percaya? Oke, gue kasih bukti.

Kamis kemarin, gue ditelpon pacar gue. Seperti biasa, nanyain kabar gue, gue lagi apa, dan beberapa hal lain yang standar diomongin oleh pasangan yang lagi kasmaran. (ceileeee...)
Gue sendiri waktu itu lagi berada di Musholla kampus, lagi asik online. Gue di situ gak sendirian, banyak orang (kira-kira 5 orang) termasuk teman seangkatan gue, dan adek tingkat.
Mungkin udah ada beberapa dari kalian yang tau kalau gue lagi pacaran jarak jauh. Antara Pontianak dan Jakarta... *halah...* Dan seperti lazimnya orang Indonesia yang mengetahui kalau mereka tidak tinggal di satu pulau yang sama, waktu ngomong pasti menggunakan bahasa persatuan, yaitu Bahasa Indonesia.

Namun ternyata, apa yang gue lakukan, dianggap aneh oleh orang-orang di sekeliling gue saat gue ngomong. Entah karena mereka katro', atau udah teracuni bahasa Melayu yang biasanya dipake, atau cuma nganggap bahasa Indonesia itu gak penting, entahlah.

Selesai nelpon, gue disamperin Seto, temen gue peranakan Jawa-Melayu. Dia bilang...
"Au, jarang aku liat kau ngomong pake bahasa Indonesia kayak tadi. Rasanya gimana ya, aneh-janggal gitu"
*mungkin ada yang pengen tau gimana orang Kalbar ngomong pake bahasa Melayu, gue coba terjemahin nih...*
"Au, jarang aku liat kau ngomong pake bahase Indonesia kayak tadi'. Rasenye gimane ye, aneh-janggal gitu' lah..." (terasa mirip betawi? mungkin, tapi gak sepenuhnya)
Gue, yang udah biasa bicara formal dengan dosen-dosen, cuma bilang "Biasa aja kaleeee..."
Seto garuk-garuk kepala.

Hal yang-dibilang-aneh ini gak selesai gitu aja. Selepas sholat Ashar, pacar gue nelpon lagi. Kali ini orang-orang yang ada di Musholla ada lebih dari belasan. Ada rapat gitu deh. Lagi asiknya ngomong, gue malah diganggu.
Anjrit...

Gue diganggu terus sampai akhirnya jam 5, obral obrol habis. Akhirnya, gue diomelin pacar gue gara-gara lebih ngurus mereka daripada dia sendiri. Maaf ya... -_-

"Napa sih kamu hari ini nyebelin banget???"
"Nyebelin napa?"
"Kamu lebih perhatian ke teman kamu, padahal aku kan nelpon buat kamu"
"Iya, maaf, mereka yang maksa..."
"Lain kali kalau mereka ganggu lagi, anggap mereka gak suka kamu nelpon pake bahasa Indonesia, gak usah ditanggepin"
"Iya..."

Dan hal itu buat gue sadar.
Tahun ini tingkat ketidaklulusan siswa ada pada bahasa Indonesia, bukannya bahasa Inggris. Membuka mata gue dengan hal-hal yang ada sekarang, di saat manusia Indonesia malah menganggap mudah, menganggap enteng, menganggap remeh bahasa sendiri.
Dan buat temen-temen gue yang kagok ngeliat gue pake bahasa Indonesia, sadarlah kalau lo semua gak akan tinggal di tempat yang sama seumur hidup.
Bahasa Indonesia ada untuk mempersatukan, bukan untuk membuat jarak.

Memprihatinkan, sekaligus memalukan.

Semoga gue gak termasuk salah satu diantara orang-orang seperti itu.
Amiiiiiiiiiiiiiiiiiiiinnnnn...

Wednesday, May 5, 2010

Tragedi Mata Gak Jelas

Awal bulan Mei, atau May dalam bahasa Inggris, ketidakjelasan hidup mulai terkuak. Gak cuma iklan Ringgo Agus Rahman yang legendaris itu saat dia ditanya ibu-ibu "Kapan kawin?", Ringgo dengan santai bilang "May".

"Oh, bulan May!!!" seru ibu-ibu dalam acara kondangan itu. Dan seperti halnya ibu-ibu pada umumnya, suara riuh rendah mereka seperti membahas dunia mau kiamat kecil.
Dan Ringgo dengan tenang menjawab lagi, "May be yes, may be no".
Ibu-ibu pun kecewa.

Ngomongin soal gak jelas, gue juga entah kenapa merasa mulai gak jelas. Terutama mata gue. Parahnya, mata gue udah membuat ilusi yang mengerikan.
Contoh, waktu gue lewat di Wahid Hasyim malem-malem, naik Jupiter Z butut gue, melaju dengan kecepatan sekitar 40 km/h, gue ngeliat sekeliling, rumah makan di samping kanan gue ada menu seperti ini.

Ayam Goreng Sambal Pe*ir

Hoh???

Gue berhenti sebentar, lalu ngeliat lagi.

Ayam Goreng Sambal Pe*ir

Ajib, ada menu kayak gitu sekarang. Pe*irnya diapain? Dipotong lalu disambel? Lalu dihidangkan panas-panas? Lalu makannya gimana? Diisep lalu digigit? Manusia semakin edan sekarang. Ampun...

Gue melengos pergi dari rumah makan itu, karena gue pusing mikirin hal itu.

Pulangnya, gue lewat lagi Wahid Hasyim. Rumah makan itu sekarang lebih dekat. Sekali lagi gue liat papan besar berisi menu utama itu.

Ayam Goreng Sambal Petir

..................

Anjrit!!! Mata gue mulai parah!!! Huruf 't' bisa jadi huruf '*'. Huahuahua... Inilah akibatnya jika jarang membersihkan mata dengan Insto. Matamu bisa membunuhmu... *sakit mata*

Waktu gue ngomong ke nyokap, nyokap malah ketawa histeris. "Makanya, jangan keseringan make kacamata yang bukan ukuran kamu. Jadinya kan gitu"

Yah, biarpun cuma buat gaya yang mungkin lebih ke ngeyel, gue berhenti pake kacamata. Kalau gak, mata gue bakalan makin parah.

Off from that topic, ada berita serius yang gak mengenakkan. Rumah yang gue tempatin di Sepakat 1 mau dikontrakin. Belum 2 bulan gue numpang, rumah ini bakalan dikontrakin. Apalagi udah ada kesepakatan orang rumah dengan orang yang biasa ngurusin kontrak. Entah kapan gue harus angkat kaki, gue gak tau. Yang pasti gue harus siaga, buka mata buka telinga, dan gak mangap. Gue harus persiapkan semuanya jika memang benar terjadi.

Well, I'll back to the wildlife once again. Guys, help me! I need my own place that I could call it my own home. I really need that.
Huahuahua... *nangis*

Monday, April 26, 2010

Dog is the Human's Best Nemesis

Kenapa gue tulis kayak gitu?
Nanti gue jelasin. Pokoknya panjang.
Gue sering dengar kata-kata bijak (yang terkadang kedengaran aneh di telinga gue) dari barat. Entah siapa yang nemuinnya pertama kali, gue gak tau.

Contoh 1 :
Only he will dare to go to his limits, who knows that there will also be a life after reaching them.
Oke, masuk akal.

Contoh 2 :
Gaze at the stars, but watch the holes in the road.
Oke, gue setuju. Meskipun agak konyol.

Contoh 3 :
We'll never find happiness if we don't stop looking for reasons to be unhappy.
Agak rumit, tapi zuper!

Tadi itu 3 contoh kata-kata bijak yang bagus yang bisa ditemukan dalam hp gue. Tapi ternyata, yang paling konyol datang di dunia kedua gue : internet.
Pernah sekali gue liat yang kayak gini :
Sesungguhnya setiap orang itu gila, dan hanya cintalah penawarnya.

Oh gitu ya?
Kalau gitu gimana dengan orang yang lebih suka menyendiri? Apa mereka dianggap sebagai orang yang lebih gila dari orang gila?
Lalu, gimana dengan istilah 'cinta gila'? Bukankah itu artinya orang yang sedang bercinta itu lebih gila?
Dan masih banyak pertanyaan sejenis datang dari pikiran gue.
Kalau ketemu siapa yang bilang untuk pertama kalinya, gue mau tarik mulutnya yang dower itu sampai manyun selamanya.
Dasar asbun! Mikir dulu kek kalau mau bilang satu dua patah kata.
*gue emosi*

Benar, jangan lupa dan jangan sungkan untuk berpikir kembali sebelum melakukan sesuatu, apalagi yang sifatnya lisan.
Peribahasa Arab pernah bilang : 'lidah lebih tajam dari pedang'.
Peribahasa Indonesia : 'mulutmu harimaumu'
Artinya kan sama, gimana kalau kita gabungin aja.

'Lidah mulutmu lebih tajam dari pedang harimaumu'

Hoh?
Kok jadi aneh...

Tapi tetap saja, kata-kata paling konyol lebih sering datang dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh, kalimat ini.
'Dog is the human's best friend'

Bagus, sekalian aja semua temannya itu anjing. Gak perlu manusia. Pacaran juga sama anjing, nikah sama anjing, malam pertama bareng anjing, nge-date di kafe dengan anjing, ciuman dengan anjing, kalau perlu anaknya setengah anjing setengah manusia alias Weredog.

Bagaimana bisa dia mencetuskan ide berupa kata-kata itu???
Apa dia orang yang kesepian, gagal dalam asmara, karir, dan lain-lain, dan tinggal di rumah sederhana bersama seekor anjingnya yang setia, lalu dalam sepinya hidup dia hampir stres, lalu dirawat oleh anjingnya, lalu mereka jatuh cinta, menikah dan punya anak???
Mungkinkah begitu kenyataannya???

Kalau gue disuruh jawab, gue akan jawab ya. Kenapa? Setelah melihat perilaku manusia saat bersama binatang peliharaan mereka, gue mampu berkesimpulan seperti itu.
Contoh, tante gue dengan kucingnya.

"Ello, nanti kamu mandi ya. Sini bulunya dibersihin"
"Miaw"
"Ini makan malam kamu. Steak ikan"
"Miaw"
"Ello, kamu bosan ya? Yuk kita main"
"Miaw"
Lalu si kucing yang namanya ello itu digendong, lalu punggungnya ditepuk. Ajaib, tuh kucing tidur.

Ajib...

Gue jadi bingung, itu kucing... anak apa binatang peliharaan???

Gue sendiri bicara anjing itu bukan karena suka, tapi karena benci.

Awalnya gue gak terlalu benci sih, malah di halaman belakang rumah gue sering banget anjing-anjing berkeliaran, cari makan, cari pasangan, kumpul kebo. Eh, dalam hal ini kumpul anjing. Lalu tiap hari terdengarlah gonggongan anjing tanpa henti. Apalagi malam, makin suram.
Saat itu gue masih kecil, dan masih musimnya Mickey Mouse. Jadi ada anjing coklat, gue panggil Pluto.
Dan anjing tertuduh bernama Pluto itu cuma bisa bilang...
"Guk guk"

Kebencian terhadap anjing dimulai saat suatu ketika ada pelajaran Agama. Di buku, tertulis, anjing tergolong najis paling berat, najis mughallazah. Kena sedikit saja, harus dibersihkan dengan air yang dicampur dengan tanah yang benar-benar bersih 7 kali, lalu dibasuh lagi dengan air bersih sebanyak 6 kali.
Merepotkan, hanya terkena sedikit saja harus dibegituin. Apalagi kalau digigit. Rabies duluan...

Gue sendiri pernah dikejar anjing 2 kali. Pertama kali gue dikejar anjing itu saat SD.

Waktu itu gue mau main di rumah temen gue Franky. Dan sebagaimana rumah-rumah disekitarnya, rumah si Franky tentu saja punya anjing. Anjing herder coklat kehitaman ada di depan rumah waktu gue datang. Gue mencoba untuk tenang, tapi tetap aja dalam hati gemetaran.
Gue manggil Franky.
"Franky, main yooookkkk!!!"
Beberapa detik kemudian, kakaknya yang keluar dari pintu depan.
"Franky lagi tidur. Masuk dulu dek!"
"I,iya kak..."
Gue pun buka pagar, masukkan kaki sedikit, tiba-tiba...

Tuh anjing yang tadinya baring adem ayem, kepalanya tegak, menatap gue.
Gawat, jangan-jangan...

Gue mencoba untuk tetap tenang, dan memberanikan diri untuk tetap masuk ke rumah itu.
Tuh anjing mulai berdiri. Kayaknya dia udah siaga dengan kedatangan gue.

Gak sampai sedetik, kayaknya lampu ijo udah nyala buat tuh anjing. Pertanda gawat!!! Gue dikejar!!! Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!! Tolong!!!

Gue berlari sejadi-jadinya dan se-memanusia buta-nya sambil teriak "Tolooooooooooongggggg!!! Lontooooooooooooong!!!!!!"
Eh, gak taunya ada anak kecil keluar dari rumah bilang kayak gini "Abang tukang lontongnya mana? Kok gak ada?"
Sadar salah nyebut satu-satunya kata yang bisa nolongin gue itu, gue sekali lagi bilang dengan benar, "Tolooooooooongggggg!!! Tolongggggggg!!! Tolooooooooooongin gueeeeeeeee!!!"
Tapi yang gue gak tau, gue dengan suara yang masih agak tinggi dan belom disunat, teriakan gue malah kedengaran kayak anak perempuan nangis abis dicubit.

Dalam lari dan teriakan yang diikuti dengan gonggongan anjing itu, gue berpikir "Gue harus lari terus! Gue harus bisa selamat!!! Gue gak mau kena rabies!!! Gak mau!!!"
Jalan di luar gang hampir keliatan, dan lalu lintas lagi cukup padat. Gue gak mau lari terus!!! Gue harus berhenti! Kalau gak, gue bakalan ketabrak dan mati gak elit karena beritanya 'SISWA SD TEWAS TERTABRAK MOBIL SAAT MELARIKAN DIRI DARI KEJARAN ANJING RABIES'

Makin dekat dengan jalan raya, dan belum ada tanda-tanda gue akan diselamatkan, gue mulai pasrah. Berakhirlah kisah gue, berakhir dengan tragis hanya karena anjing... Gue gak tau gue bakalan masuk surga atau neraka. Yang pasti gue gak mau ada anjing di dua tempat itu.

Gonggongan tuh anjing edan tiba-tiba berhenti. Heran, gue berhenti, ngeliat ke belakang. Rupanya Franky dan kakaknya datang dan nyelamatin gue dari kejaran anjing edan itu. Di saat nafas gue habis, kaki mau patah, tangisan tanpa henti, gue baru diselamatin...

Kejam lo Frank!!!!

"Li, katanya mau main tadi?"
"Gak jadi!!! Gara-gara anjing lo itu!"
"Hahaha..."

Anjrit, tuh anak malah ketawa lagi...

Kedua kalinya gue dikejar anjing itu Sabtu kemarin. Saat mendung panas menyengat, gue ngumpulin duit receh, mau beli minuman di warung depan jalan. Keluar rumah, ada anjing hitam tetangga menunggu mangsa. Namanya kalau gak salah Donna.
Buset, itu nama anjing atau nama banci kakap di Mempawah???

Gue berjalan perlahan-lahan, tuh anjing mulai menggonggong ke arah gue. Biarpun talinya diikat di pagar dan pemiliknya ada di samping tuh anjing, gue tetap aja gak tenang. Gue tetap berlalu sampai akhirnya terjadi hal yang gue khawatirkan.

Tali. Anjing. Lepas.

Ohhhhh, sh********tttttt!!!

Tuh anjing ngejar gue dengan brutal, dan kayaknya gak ada tanda pemiliknya mau menangkap anjingnya itu. Anjrit, binatang dengan tuannya sama aja. Brutal. Gue dikejar lagi, tapi gak lama karena akhirnya pemiliknya balik ke status 'manusia'nya lagi dan nangkap talinya.
Sementara gue sendiri, setelah teriak histeris karena hampir digigit, kesandung batu besar di jalan. Gue jatuh dan kaki kiri gue luka. Yang lebih anjrit lagi, orang-orang yang ngeliat gue bukannya bantuin gue, malah ngetawain dan bilang "Bodoh" di depan gue.

Super anjrit.

Pengen nabok tuh orang, tapi orangnya besar, gak usah ajalah...

Dan sampai posting ini diketik, luka gue belum sembuh, dan gue sekarang terpaksa jalan pincang.
Huahuahuahuaaaaa....

Dan gue harus nyanyi lagu Jamrud.

"ANJING EDAN, APA SALAHKOOOOOO????"

Monday, April 5, 2010

Dua Minggu, Rambut Baru, dan Hilangnya Titisan Edgar

4 April 2010

Telah dua minggu gue dan pacar gue jalani hubungan ini. Semoga bisa bertahan sampai akhir.
Btw, akhirnya kapan ya?

Gue gak punya ide dalam membuat sesuatu yang indah kali ini, entah kenapa. Gue coba ngirimin sesuatu, malah jadi ngegombal. Wadooooohhhh...

But hell yeah, I've enjoyed every seconds I've spent with her, even though we're not directly connected. And I could imagine what would happen if we're together. I hope something bad would never coming to both of us... :)

Back to main theme...
Hari itu gue diajak ke mall dengan keluarga berenam. Gue, adik gue, nyokap, Nadia, adik Nadia, nyokap Nadia. Setelah makan di Solaria, para adik berpisah dan main di Fun Station. Para nyokap cari-cari sepatu di Matahari. Gue dan Nadia ke salon.

Di salon Yovie, Nadia ngajak gue potong rambut. Rambut gue yang lebih mirip bara api itu akhirnya dipotong juga. Huahuahua, terharuuuuuuu...

Tapi masalahnya, gue gak punya ide rambut gue harus dipotong apa, lagipula ini adalah kali pertama gue salonan di mall. (kampungan banget)

Untuk selanjutnya, gue mohon maaf yang sebesar-besarnya buat orang-orang yang bekerja di salon kalau kalian membaca ini. To tell you the truth, gue benar-benar gak tau-menau soal salon. Jadi jika ada kesalahan penyebutan barang-barang yang ada di dalam salon, tolong dianggap wajar.

Akhirnya dengan berat hati, gue melangkah menuju tempat buat creambath. Disana, rambut gue disiram, dan gue merasakan rambut yang pernah jadi bara api itu menjadi berat, seakan-akan kini bara api itu menjadi air terjun. (tsaaaaaaahhhh, kesambet)
Tapi beneran loh! Sekarang beban di kepala gue bertambah 3x lipat.

Gue kira udah selesai, rupanya dikasih shampo, abis itu dikasih sesuatu lagi. Gak tau apa, tapi telinga gue diusap-usap. Gue mengerang kegelian (emang ada), baru tuh pegawai salon panik buat tenangin gue lagi. Tau rasa lo, jangan mainin telinga gue. Nanti alat intel yang udah terpasang disitu rusak.

Selesai creambath (atau apalah namanya) gue menuju cermin, akhirnya rambut gue dipotong juga. Aslinya gue paling benci potong rambut. Kalau dipotong gue biasanya jadi menggeliat kayak belut. Tapi kali ini karena potongnya di mall, gue terpaksa nahan hal itu, kalau gak harga diri gue yang bakalan hancur.

HARGA DIRI GITU LOH!!!

Selesai potong rambut, gue ngeliat cermin. Bukannya mau bilang gue makin ganteng, yang motongin rambut gue malah bilang...
"Ya Oloh, uban keluar semua"
Uban-uban itu berkeluaran setelah inang tempat mereka bernaung dipangkas habis.
"Kamu umurnya berapa?"
"19"
"Kok udah panen uban?"
"Gak tau juga kak"
"Kamu gak nipu umur kan???"
"Gak" (dalam hati "Anjrit ditanyain mulu, diem aja napa???")

Seakan mengerti apa yang gue bilang dalam hati, kakak yang motongin rambut gue itu langsung diem sebentar lalu nanya.
"Kamu mau diapain lagi?"
Rambut gue udah pendek, tapi gara-gara panen uban itu gue harus mikir ulang.
"Diwarnain aja kak"
"Tapi sejam loh"
"Waduh"

Dengar kata 'sejam', gue mikir 4x lebih banyak. Alhasil, gue batalin niat gue untuk punya rambut warna biru-hitam.
"Kapan-kapan aja deh kak"
"Oke, kapan-kapan datang lagi ya"

Selesai, gue disuruh balik ke tempat keramas itu. Dan rambut gue dibasahin lagi, dishampoin lagi, dikasih foam lagi. Hadoh, bikin repot aja. Lalu rambut gue dirapiin lagi. Oleh Nadia, gue dikasih rambut emo-style. (maklum tuh anak rocker, dikit-dikit emo, dikit-dikit emo, emo kok sedikit-sedikit???) Gak cocok, dia malah bilang...
"Kenapa rambut lo keriting? Coba aja lurus"
"Keriting bukan pilihan gue tau!!!"

Bagus, setelah gue liat rambut gue yang sekarang dengan gaya emo, gue bukannya terliat kayak anak emo. Gue malah mirip Clak Ken gak jadi.
Dan sekarang, rambut gue malah mirip rambut Edgar...

Ngomong-ngomong soal Edgar, perlu kalian ketahui, adik gue dan adik Nadia itu kelakuannya 90% mirip Edgar. Terutama adik gue, yang masih suka keluar rumah tanpa celana, dan tanpa ragu memperlihatkan 'titit'nya ke orang banyak.

Untungnya tuh anak gak beneran bilang "kasih titit! kasih titit!".

Dan pada hari itu, 4 April 2010, mereka hilang di A Yani Mega Mall!!!

Gue sih seneng-seneng aja mereka hilang. Kalau diculik pun gak apa. Tapi sebaiknya jangan deh. Kasian penculiknya, bukannya dapat uang, mereka malah bokek gara-gara tuh anak cuma mau hal-hal tertentu. Makan aja minimal harus ayam goreng + nasi + cola. (paket makan di KFC ya?) Kalau gak, mereka gak mau makan.

Yang paling parah, para nyokap kalap.
"Auliiiiii, cariin adekmu sampai dapet! Kalau gak kita gak pulang!!!"
Wadoh, kayak gak ada kerjaan lain aja. Mending gue di rumah, ngerjain tugas gue.

Dan terpaksa gue dan Nadia berpencar mencari mereka berdua yang nyusahin itu.

10 menit
20 menit
30 menit

Gak ketemu.

Sampai gue ketemu Nadia lagi, mereka belum dapat juga.
Balik ke nyokap, gue dan Nadia berpencar lagi.
Kaki gue udah mau patah, dari tadi berdiri berlari mulu nyariin 2 tuyul itu.

1 jam telah berlalu sejak gue dan Nadia mulai berpencar, Nadia malah ngajak gue ke Naughty dan belanja tas plastik.
Buset, nih anak masih sempat-sempatnya mikirin belanja.

Selesai belanja, kami berpencar lagi. Para nyokap udah memutuskan buat pulang, dan balik ke Sepakat 1. Waktu gue masuk ke Gramedia, Nadia nelpon gue.

"Aulot, gue udah dapat 2 tuyul ini"
"Hah?"
"Tunggu di depan Gramedia"
"Oke"

2 titisan Edgar itu akhirnya ketemu setelah selama 1 jam gue bolak-balik nyariin keliling Mega Mall.
Setelah ketemu lagi, gue langsung tebasin lengan jaket coklat gue ke pantat adek gue.
Nadia pun nanya...

"Darimana kalian berdua?"
"Fun Station"
"Kenapa tadi gak ada?"
"Lagi main Hide And Seek"

Gubrak

PS : Jangan sekali-kali tinggalkan adek-adek kalian tanpa alat koneksi. Pokoknya jangan.

On the other hand, seminggu lagi gue mid. Mungkin udah saatnya bagi gue untuk hiatus beberapa waktu ini. Tulisan gue akan absen sementara berbarengan dengan update status gue di facebook dan twitter.
Doain gue sukses di mid ya guys!!!

Kalau mau add facebook Nadia, silakan kunjungi
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000544654354

Tuesday, March 30, 2010

Anak Kos, Malangnya Dirimu...

Rabu, tanggal 17 Maret kemarin gue berhasil pindah dari rumah lama gue.

Sebagai catatan, rumah lama gue ada di alamat : Jalan Komodor Yos Sudarso Gang Nangka no. 9
Rumah lama gue jauh dari kampus. Sekali pergi ke kampus memakan waktu 20 menit, belum lagi hitung waktu macet dan lampu tricolor (baca : lampu lalu lintas) yang selalu buat semua orang sebal. Di Pontianak mungkin udah ada traffic timer di beberapa persimpangan yang ada traffic lamp-nya. Tapi tetap saja menyebalkan, malah makin menyebalkan setelah mengetahui fakta berikut...

Ambil contoh, di Perempatan A. Yani - K.H. Wahid Hasyim - Gusti Sulung Lelanang - Kota Baru.

Kalau kita keluar dari A. Yani, kita akan bertemu dengan traffic timer itu. Hanya saja masalahnya adalah, stopping timer secara default adalah 72 detik alias 1 menit 12 detik!!!

Siapa yang mau tetap nyalain mesin motornya dalam waktu segitu???

Itu masih belum seberapa. Di perempatan Gajah Mada - H.O.S. Cokroaminoto - jalan menuju Khatulistiwa Plaza (gue lupa namanya) - jalan menuju Matahari Mall (gue lupa namanya, lagi), traffic timer-nya bahkan lebih parah... 100 detik!!!
Ada lagi, di perempatan Johar - K.H. Wahid Hasyim - Karimata, stopping timer yang default adalah 120 detik!!!

Masya Allah...

Stopping timer-nya segitu, tapi moving timer-nya jauh lebih menyebalkan lagi. Cuma 25 detik!!! Lebih parah, ada yang cuma 15 detik!!!

Dan setelah menjadi mahasiswa selama 3 semester lebih ini, gue jadi semakin menghargai waktu. Pelajaran yang gue dapet dari pengalaman ini adalah : Jangan menyia-nyiakan waktu buat hal-hal yang gak ada gunanya, karena pada akhirnya kalian akan diseruduk kambing gunung dan dimakan beruang.

Eh, gak denk...

Doain gue biar dapat kamera yooo, gue mau arsipkan Pontianak, dan akan gue posting di fb, biar lo semua bisa liat Pontianak itu seperti apa.

Back to my topic, sekarang gue tinggal di Sepakat 1 Blok Batara no. A5. Lebih dekat sih, tapi tetap saja ada bedanya.

Sekarang gue seolah-olah jadi anak kos, padahal tinggal di rumah keluarga sendiri.
Nyuci sendiri, makan sendiri, masak sendiri, bersihin kamar sendiri, dan lain-lain.
Malah ada peraturannya sendiri...

Beneran jadi anak kos loh!

Sekarang gue ngerti penderitaan anak kos dimana-mana. Anak kos harus bisa mandiri, melebihi umur mereka. Dengan begitu anak kos diharapkan siap kerja dimanapun mereka berada. (kok jadi mirip slogan SMK ya???)

Huhuhu... Anak kos, malangnya dirimu...

Monday, March 22, 2010

Cinta Tyrannosaurus

Sejak dulu gue punya suatu kekhawatiran yang dalam.
Gak tau juga dapet darimana, tapi yang pasti hal itu selalu menghantui gue.
Yaitu...

"Cinta itu apa sih???"

Bukannya gue masih anak kecil sih (tapi banyak yang merasa iya) tapi gue rasa hanya hal ini yang masih gak bisa gue pahami secara live and realtime (ceileeeee...).
Jujur saja, meskipun putus nyambung putus nyambung mulu, gue masih gak paham.

Malah, dari pertanyaan yang 'sederhana' itu, mulailah muncul anak pertanyaan lainnya, seperti...
"Kenapa sih cinta itu ada? Apa benar cinta itu gak harus selalu memiliki? Kenapa sih harus ada kehilangan dalam cinta? Kenapa sih manusia harus bersaing untuk dapatkan cinta?" dan lain-lain.

Pertanyaan yang terakhir kusebut tadi adalah pertanyaan yang paling menghantui gue.

-----------------------------------------------------------------------------------

Gue flashback ingatan kabur gue, kembali ke September 2009.

"Mantan gue gak suka gue dekat sama cowok lain. Kalau ketauan, dia bakalan gak segan buat bonyokin muka tuh cowok"

Dalam hati gue bilang, "God, I will die. He's my reaper you've sent to this world. Kenapa Engkau begitu kejam???"

Gue belum siap mati hanya gara-gara ketemu reaper kayak dia.

Gue cuma bisa diam sambil nganggukkan kepala gue.

Selama beberapa hari gue mikir cara efisien buat eliminasi tuh cowok edan.
Pernah gue mikir, "Apa baiknya gue umpan dia ke kantor polisi aja ya? Jadi kalau dia mau mukul gue, dia bakalan dikejar polisi dan ditangkep. Tapi gak ah, nanti gue juga ditahan sebentar buat dimintai keterangan, lalu kalau gak ada bukti pasti, gue yang dijeblosin. Gak jadi."
Ribuan cara, taktik dan strategi gue pikirin bener-bener layaknya Shikamaru.
Tapi gue mati kutu.

Dan akhirnya gue mencapai ke 1 buah konklusi sadis : PASRAH

Posisi gue gak bagus.
Gawat sekali lah...
Kalau dia datang ke Pontianak, gue yang bakalan mampus.

Satu hal yang jadi pertanyaan gue.
Udah bergelar (konotasi hormat, sekali-kali gak masalah) mantan, kenapa masih segitunya sama mantan pacarnya?
Kalau masih cinta bilang saja, jangan berlagak tegar tapi ngolok-ngolok mantanmu dengan kata 'prostitute' di belakang.
Itu udah ngebuktiin lo lebih pengecut daripada gue.

Tapi ya sudahlah.
Cuma menangin otot apa gunanya.
Apalagi kalau diracuni dengan etanol dan nikotin.
Lo udah ngurangin nyawa lo 5 tahun.

Gue bersyukur gue bukan orang yang cepat putus asa, lalu mabuk-mabukan.
Karena gue tau masih ada hal yang lebih baik untuk dilakukan daripada minum miras yang ngabisin 500 ribu hanya buat 1 botol pembawa ajal.

-----------------------------------------------------------------------------------

Dari peristiwa itu, gue terus berpikir panjang.
Sampai rambut putih gue tampak, gue gak peduli.
Haruskah manusia mati hanya untuk cinta?
Apakah cuma itu tujuan hidup manusia?

Sekali lagi jujur, gue benci dengan yang namanya konflik dan masalah.
Gue malah berharap dunia ini aman-aman saja, tenteram, gak ada perang, gak ada permusuhan, gak ada masalah, semua terkendali.
Sayangnya harapan itu mungkin gak bakalan terwujud di dunia fana.

Kalau dalam cinta, gue selalu berharap prosesnya bakal mudah.
PDKT, nembak, pacaran, sampai nikah kalau bisa.
Tapi terkadang semua gak bisa berjalan sesuai rencana.
Pasti aja ada halangan dan gangguan.

Memang betul, cinta monyet hanya untuk anak-anak.
Di mana monyet-monyet itu bisa bebas mengekspresikan perasaan mereka terhadap monyet-monyet lawan jenis mereka tanpa syarat, tanpa beban, dan tanpa tujuan.
Tapi menginjak dewasa, segalanya berubah ganas.
Semua hal akan jadi beban, dan kita akan semakin primitif.
Bahkan lebih primitif daripada monyet yang 'setidaknya' masih terpelajar.

Kita gak akan berubah menjadi Brontosaurus yang herbivora.
Kita akan menjadi predator terhadap sesama.
Kita akan menjadi makhluk paling ganas di darat dari semua dinosaurus.
Benar...

Kita akan menjadi Tyrannosaurus.

Dan aku masih berpikir, kenapa Tyrannosaurus pernah muncul dan hidup di bumi... -_-

Friday, February 26, 2010

Cerita Gue - Part 1 : Gue dan Kejahilan Gue

Well, setelah satu tahun kalian bersama denganku selama ini, apa kalian melihat sesuatu yang berbeda?
Atau merasa aku berubah?
Kalau ada, jangan lupa 'post your comment here'.
Either it's good or bad, I never care.
I'll appreciate your comment.

Kalau ngomongin soal berubah, aku selalu merasa down.
Di tahun lalu, aku gak merasa ada perubahan yang bersifat penuh manfaat terhadap orang banyak.
Kalaupun ada, itu cuma buat diri sendiri.
Senang, senang sendiri.
Sedih, sedih sendiri.
Nangis, nangis sendiri.
Itulah aku ini... (loh? kok jadi Dangdut?)
Gimana mau jadi mahasiswa yang baik dan mampu menjalankan Tri Dharma Perguruan Tinggi kalau kayak gini???

Okay, let those "Triple Duty" things get aside from us for a while. (terjemahan semi-kasar dari "oke, mari kita kesampingkan masalah tri dharma dari kita untuk sementara waktu")
Hey, what the hell with "Triple Duty"?
Okay, let me explain.
Kalian udah pasti tau arti Tri kan?
Gak mungkin gak tau, tuh bahasa Inggris yang sedemikian populer bahkan punya banyak slang itu aja pake 'Tri'.
Nama orang aja ada yang pake 'Tri'.
Kartu HP juga ada yang pake 'Tri'.
Ada lagi.
Coba aja tanya mahasiswa Akuntansi Fakultas Ekonomi UNTAN.
Tanya aja, "Bang/Kak, tau Tri gak?"
Paling-paling mereka bakalan jawab, "Tri? Oh, yang Mister Tri itu ya? Yang suka bilang 'Cakep, cakep, cuakep, jojing, jojing, jojing, mau, mau, mau' itu kan? Kenal dong, kan terkenal banget. Nih, yang lagi nulis note ini. Itulah Mister Tri."

TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKK!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!

Oh, dear god, mudah-mudahan masih ada yang gak tau masa lalu tersuram dalam hidupku...
Amin...

Dan Dharma adalah...
Kalau gak salah (dalam kamus oon di otakku) Dharma itu artinya kewajiban.
Jadi terjemahin aja.
Hasilnya Duty.
Tapi kalau 'Triple Duty', kok artinya berubah ya?
Artinya kewajiban pangkat 3.

-_-.......................................

Kebiasaan.
Sisa-sisa belajar Matematika masih melekat.
Saking malasnya nyebut jumlah pangkat, dipakailah bahasa latinnya, atau Inggris, kalau ada.
Pangkat 2 aku bilang Quadrate, pangkat 3 aku bilang Triple, pangkat 4 aku bilang Quarto, pangkat 5 aku bilang Quinta...
Oke, 2 terakhir mungkin kedengaran mengada-ngada, soalnya bawa-bawa nama kertas dan nama pemain sepak bola atau satuan berat.
Tapi begitulah yang terjadi.
Dan anak-anak IPA tempat aku minta ajarin kalau ada yang gak aku mengerti bengong-bengong sendiri.

Sebelum lanjut, aku minta izin dulu buat yang baca nih note.
"Bisa bolehin aku nulis pake bahasa gaul, atau semi-gaul menurutku, gimana?"
Kalau boleh, aku lanjut.
Kalau gak boleh, maaf, silakan cari bacaan lain yang cocok buat anda.

Tentukan pilihanmu, sekarang.

5
4
3
2
1
...

Loh? Kok jadi Choky Sitohang?

So, it's settled then.
I'll continue this silly stupid absurd note.
Tapi kalau ada yang gak berkenan di hati, ingatlah, ini bukan tempat yang tepat buat marah-marah.
No hard feelings... :-)

Mulai sekarang, gue lanjut nulis pake 'gue' sebagai subjek dan 'elo' sebagai objek.
Ya iyalah, cengok.
Emang siapa lagi modelnya? Kambing?
(Buat mas Radith yang ternyata kebetulan baca note dalam bahasa Indonesia dan bukan dalam sastra Zimbabwe ini, maafkan saya telah membawa-bawa nama anda disini. I don't mean to be mean with you. Anyway, mas Radith. Saya udah pernah nyobain tuh gaya Swahili. Dan hasilnya...., ternyata benar, ada efek samping. Lubang hidung saya mengembang 5 mm. Dan itu membuat saya lebih mudah mencabut bulu hidung saya yang panjang-panjang itu. Meskipun sakit, gak masalah. Enjoy aja. Hahaha... :-) )
Cengok lo.

Oke, gue mulai dari sekeliling rumah gue, baik di Pontianak maupun di Mempawah, kota asal gue.
Ada kesamaan yang menyelubungi kedua tempat itu.
Pertama, kedua tempat itu adalah tempat tujuan gue yang terakhir setelah selesai menuntut ilmu seharian.
Kok terakhir? Bukan yang pertama?
Ya iyalah, kutu ngesot.
Kalau gue pulang rumah duluan, gue pasti tidur.
Ngesot lo.

Kedua, suasana di dekat anak-anak kecil.
Di Mempawah, ada sepupu cewek yang baru berumur 1 tahun.
Begitu juga di Pontianak.
APALAGI KEDUANYA JAGO TERIAK-TERIAK DAN NAKALNYA MINTA AMPUN!!!
Mungkin kalau mereka bertemu, orang-orang serumahan gak bisa tidur nyenyak.
Wow...
Buat adek sepupu gue, Azura alias Rara, cepat tumbuh besar ya, tapi jangan kayak nyokap yang tomboy waktu remaja. Nanti kamu jadi kepala geng cewek 'Brandalz Girlz' atau apalah namanya, gak tau deh. Apalagi kakimu tebel kayak aspal jalan, loncat-loncat di atas lantai keramik juga gak bakalan sakit kayaknya.

Ketiga, ngeliatin tiruan 'Edgar'.
Yes, you've got damn right.
Edgar si adik bungsunya mas Raditya Dika.
Tunggu dulu, ini berarti...
Dengar dulu, cengok.
Tiap hari, gue liatin anak laki-laki main di depan rumah.
Gilanya, beberapa dari anak-anak itu gak make bawahan.
Iya, cengok, bawahan bukan atasan.
Jadi mereka berlari-lari dan membiarkan 'gajah Shinchan' mereka itu mengangkat dan menurunkan 'belalai'nya sambil diliat orang banyak.

Gue jadi mikir, kalau misalnya mereka tengah main dipotret oleh nyokap mereka dan dipajang dengan bangga oleh sang nyokap yang bilang, "Ini anakku, sehat kan?", mungkin si anak yang udah dewasa bakalan bilang, "Ma, kenapa difoto ma??? Kenapaaaaaaa???".

Tapi ada yang lebih parah lagi dalam pikiran gue.
Bukan, bukan separah yaoi dan shota-yaoi manga yang gak sengaja sering aku baca itu.
Dalam pikiran gue, "Untung mereka gak bilang 'kasih titit, kasih titit!' rame-rame."
"Kalau beneran, bakalan gue kasih makanan kucing."

Bahkan, adik gue di Mempawah yang masih SD itu, masih gak malu keluar rumah tanpa celana.
Apalagi kebanyakan celana pendek adik gue itu selangkangannya robek.
Terlebih dia sering gak pake CD.
Hebat, tontonan gratis! Sirkus 'Gajah Shinchan' menembus tenda di depan anda!! Langsung!!!
Untungnya dia gak bilang "Kasih titit, kasih titit!" di depan gue.
Kayaknya gue bakalan beli makanan kucing 2 karung.

"Kasih titit, kasih titit!"
Kata-kata yang really annoying buat gue.

Well, ketiga hal itu bener-bener bikin gue bosan tinggal di Jeruju.
Ditambah lagi tikus got raksasa banyak yang berkeliaran di antara rumah-rumah.
hiiiiiiii...

Gue pengen pindah.
Buat kalian yang baca ini, tolong bantu gue cariin rumah di Serdam.
Kalau bisa, jangan di daerah dalam.
Lama nyampe ke kampus, tau!

-----------------------------------------

Gue suka jahil.
Iya, bener.
Gue suka jahil.
Terlebih di dunia maya.
Hahahahahahahahahahahahahahahahahahaha...

Awal kejahilan gue bermula dari kelas 3 SMA.
Akhir 2007, mulailah demam chatting yang dipelopori oleh IM3, Morange, MXit, dan Mini Friday.
Yang gue sebutin terakhir tadi itu adalah tempat gue sering jahilin orang.
Buat yang gak tau, nih gue jelasin.
Mini Friday itu adalah aplikasi chatting khusus hp symbian.
Chat di Mini Friday itu menampilkan avatar yang bisa dikustomisasi dan room yang berbentuk Bar dan Club.
Gue jahil, jadi gue membuat avatar khusus buat jahilin orang.
Yup, gue bikin avatar cewek.
Hahahahahahahahahahahahahahahahahahaha...

Berawal dari Mini Friday, gue dapat akun MXit mereka.
Lalu mulailah usil yang sebenarnya.
Hahahahahahahahahahahahahahahahahahaha...

Di Mini Friday, gue (pake avatar cewek) masuk bar, lalu duduk di sudut.
Belum sampai 10 detik, mulailah cowok-cowok berdatangan mengelilingi gue.
Target locked...
Mulailah mereka nanya...

Cowok 1 : Hai cewek...
Cowok 2 : Hai sayang, kenalan dong...
Cowok 3 : Cewek, kenalan dong...
Cowok 4 : Hai cewek, ml yuk...

WTF TUH COWOK 4???
Dan gue gak mau peduliin tuh cowok 4.
Dan percakapan terus berlangsung, 3 lawan 1.

Gue : Hai juga semua...
Cowok 1 : Asli dong
Gue : Pontianak (Buat temen-temen dari Mempawah, ada berita yang mengecewakan. Orang luar pada gak tau Mempawah. Bahkan ada yang bilang kayak gini, 'Apaan tuh Mempawah? Nama binatang atau nama tumbuhan?'. Jadi sekali lagi, kalau kenalan dengan orang yang bukan dari Kalbar, jangan sekali-kali bilang Mempawah)
Cowok 2 : Dimana tuh?
Gue : Kalimantan Barat, sayang...
Cowok 3 : Jauhnya...
Gue : Gak kok, kan cuma dibelah lautan... ^_^
Cowok 1 : Nama kamu dong
Gue : ***** (sorry, gak boleh dipublikasikan. rahasia, biar gue bisa ngusilin kalian lagi. haha...)
Cowok 2 : Masih skul apa kul?
Gue : Skul, mau uan nih...
Cowok 3 : Kok belum tidur? (Waktu itu jam 11 malam)
Gue : Baru abis belajar, belum bisa tidur nih... (Aslinya gue males-malesan di atas tempat tidur, sambil ngakak ngusilin mereka bertiga. HAHAHAHAHAHA...)

Puluhan menit kemudian, gue mulai capek.
Gue mau tidur.
Gue mutusin buat nyudahin aksi jahil gue dengan cara yang 'girly-like' : bilang aja mau tidur.
Yang gue gak tau, rupanya cara ini adalah cara yang ampuh buat cewek mengusir cowok rese' yang suka kirim sms sampe malem.
Dan ansrot-nya, gue pernah jadi korban cara itu.
Kurang asem tuh cewek...

Gue : Semuanya... Sorry ya, mau tidur nih, ngantuk... Aku off dulu ya...
Cowok 1 : Oke deh, met tidur ya...
Cowok 2 : Dadah sayang, i miss u...
Cowok 3 : Bye bye, c u...

WTF TUH COWOK 2???
Baru kenal aja udah berani bilang 'i miss u'.
Jangan-jangan kalau gue kasih nomor hp gue dan sms-an dengan dia, dia bakalan bilang 'i love u...'
Hiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiii...
GUE MASIH NORMAL TAU!!!

Yang tadi itu belum seberapa.
Lanjut ke MXit, gue ngusilin orang lagi.
Yang jadi korbannya adalah cowok dengan nama akun MF 'pgn_m'.
Gak tau juga sih, tapi gue rasa tadinya dia pengen make nama 'pgn_ml', tapi takut dianggap pengen begituan, karena namanya dibaca 'pengen ml'.
Hahaha, entahlah.
Gue mulai ngusilin dia, saat itu panas banget.

Gue : Hai
pgn_m : hai juga
pgn_m : lagi ngapain nih?
Gue : mau tidur siang
Gue : tapi panas...
pgn_m : oh
Gue : dari tadi udah pake yang tipis, tapi keringetan juga
pgn_m : oh
Gue : pengen buka lagi aja
pgn_m : oh oh oh
Gue : kok cuma oh?
pgn_m : ah ah oh gapapa kok
Gue : loh kok?
pgn_m : ah ah oh ah gapapa kok sayang oh ah ah

Gue gak tau mau ngakak apa merasa jijik.
Dari pengamatan gue dan cara ngomongnya tadi, gue rasa dia lagi horny lalu lagi c*mming di dalam kamarnya.
Sekalian aja bilang 'oh, oh, give it to me, baby!!! oh, oh...'
Gue log off dari MXit.
Sukses! Gue udah jadi setan yang membuat satu cowok merasa horny.
Dan waktu terus berjalan...

Tadi itu masih belum seberapa.
Gue pernah dapat yang lebih parah.
Pagi hari, gue dibangunkan oleh Nokia 6235 gue yang gue letakkan di samping gue.
Ada SMS masuk.
Gue baca dan...
Arrggggh!!!

Ini SMS-nya.

"Pancaran sinar mentari pagi merona di ufuk timur, cahaya pun datang menerangi hati yang gelap sisa-sisa gemintang malam yang kelam, aku hanya bisa menanti kabar darimu yang masih diam, you don't know how I miss you..."

Di saat itu, gue gak tau mau bersikap kayak cewek atau tetap sebagai cowok.
Jujur aja, gue luluh waktu baca sms itu.
Hati gue mulai pengen bilang, "Duh, co cweet banget... Iya sayang, aku mau jadi pacar kamu kok".
Untung gue gak bales.
Hiiiiiiiiiiiiii... Seraaaaaaaaaaaaam...

Beberapa hari setelah kejadian itu, Mobile Internet Network IM3 di Mempawah rusak.
IM3 udah gak bisa dipake buat akses Internet lagi.
Dan praktis, aksi jahil gue terhenti sementara sejak saat itu.
Bye bye usil di dunia maya...

Sekarang, gue masih jahil kok.
Tapi sayang network IM3 sering gak beres.
Gue sering keluar tiba-tiba dari Mini Friday.
Kayaknya, ini adalah karma yang gue dapet.
Hua hua...
Menyebalkan...
(Oh iya, buat yang ngirim, makasih banget SMS-nya. Gue akan simpan terus kok. Hehehe...)

Sunday, February 21, 2010

Review Gue di Tahun 2009

Ini adalah postingan pertama gue.
Sebenarnya udah posting di fb duluan.

Anyways, enjoy this release.
Kalau mau dikomen, silahkan saja.
Mau ketawa, sah-sah saja.
Mau kritik, tulis aja.
Mau marah-marah karena disebutin disini...
Maaf, bukan disini tempatnya.
Silakan temui saya di Kampus Fakultas Ekonomi Universitas Tanjungpura Mushalla Al Iqtishad setiap hari Senin dan Rabu pukul 15.00

Brief Review of 2009
____________________
Januari
Abis tahun baruan bareng keluarga (formalnya emang bareng, tapi akhirnya aku main Persona 4 di lantai atas gara-gara gak tahan sama kelakuan mereka, apalagi si gendut itu, motherf***er) bukannya makin semangat.
Bulan ini kebanyakan deadline.
Bikin kepala dan otak low voltage.
Apalagi rencana-rencana untuk 066 yang telah tersusun dengan "sempurna" pada akhirnya (shit!) gagal semua.

Ah, terserahlah. Aku gak mau mikirin itu lagi.
Berarti sekarang yang tersisa adalah tanda tangan di buku suci (mereka bilang sih begitu, tapi apa yang membuatnya begitu "suci"?) PUMA dan "DEADLY" UAS!

Pernah aku tanya si 066 tentang format buku "suci"nya, tapi dia cuma jawab, "nanti ya, aku liat dulu. kalau udah dapat, aku beritau deh".
Pada akhirnya sampai ke tanggal deadline pembuatan buku "suci" itu, dia gak ada ngasih tau aku sedikitpun.

DAMN...

Dalam hati aku bertanya, "anak K******* pada begini semua ya?".

8 bulan kemudian, baru aku dapat jawabannya.
Jawabannya iya.

DAMN lagi...

Anyways, setelah sempat copy paste format cell fill series dll (excel kali ya?) sebelum Kewarganegaraan dimulai, buku "suci" akhirnya selesai di saat jantung telah beraktifitas 120 bpm (beat per minute, kalau kalian gak tau).
Biodata diisi selengkap dan seasal mungkin, seperti orang oon kehabisan ide (sejak kapan orang oon punya ide?).

Kita lewatin itu dulu.
Habis ini ada titik balik 45 derajat dalam hidupku (tau dari mana?).

Sabtu, 10 Januari 2009
Lokasi : Kampus Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Ruang B2
Sore, ada pertemuan PENSIL.
Ada R, temannya si 066 (atau E, biar lebih mudah) datangi aku yang lagi termenung.
R mulai nanya aku.

"Au"
"Ha?"
"Udah tau belum?"
"Apa?"
"Ini soal si E"
"Kenapa?"
"Udah tau belum si E ada yang disuka?"
Hebatnya, waktu itu aku dengan gampang gamblang menjawab,
"Udah"
"Hah? Masa? Siapa kalau emang udah tau?"
Aku mulanya menulis nama orangnya di udara, tapi karena dia gak ngerti aku bilang langsung.
"F kan?"
"Haaaaah??? Kok bisa tau sih???"
"Aku udah tau dari kemarin-kemarin kok" (sebenarnya sempat meramalkan kalau F pasti akan beraksi, makanya bisa ngomong begitu)
"Eh, hebat banget. Kok bisa begitu?"
"Rahasia"
"Uh, jahat nih"

Tanpa menghiraukan jawabannya, aku keluar ruangan lalu masuk WC di sampingnya.

BLAM!

Pintu ditutup.

BUK!

Aku memukul pintu.

Tertulis satu kata dalam otak.

MENYEBALKAN...

........................................................................

Keluar dari WC.
Aku liat si E dan F duduk berhadapan, lagi ketawa ketiwi.

My inner voice said,

"Yup, bener banget. F dan E berdua di sana, serasa Fakultas Ekonomi hanya milik berdua.
Hebat, kok bisa pas gitu ya? FE kan initial Fakultas Ekonomi.
Hahaha, F dan E untuk FE. Atau FE memang diciptakan untuk F dan E?
Whatever, everything was so damn straight..."

Dan sejak saat itu, aku tak pernah mau memakai lambang Fakultas yang memiliki initial itu, maupun menyebut Fakultas dengan initialnya.
Shit...

"Buat F atau E yang mungkin baca ini, jangan marah ya kalau ada disini. Ini cuma kepingan memoriku aja. Maaf kalau udah bikin citra kalian sedikit turun. Oh iya, buat E kalau ada baca ini. Kalian masih gak sih? Kok kayaknya ada sedikit renggang gitu? Apalagi F yang akhir-akhir ini sukanya bikin lelucon aneh sering ganggu waktu aku ngajar bahasa Jepang. Ada apa dengan kalian?"
____________________
Februari

Februari, menurutku adalah...
Oke, bisa dibilang waktu PUMA.
Untung bisa selesai.
Hah, cukup deh soal itu.

Eeeeh, Februari itu merupakan salah satu bulan "Terbosan" dalam tahun 2009. Entah kenapa.
Bukan 'terobosan' ya, jangan salah baca!
Tapi yang paling bikin frustasi adalah pergantian semester.
Pertama kali daftar ulang dan nyusun LIRS sendiri!!!
Nah lo!

Kedua hal itulah yang bikin aku pusing tujuh, eh bukan, sembilan keliling. Bener, aku terus bolak-balik FAKULTAS-BAAK-PUSKOM-FAKULTAS-BAAK-PUSKOM-FAKULTAS-BAAK-PUSKOM.
Gimana, udah 9 kan?

Pertama, menunggu nilai.
Nilai, cepatlah keluar.
Untungnya semester 1 aku bisa bagus, meski ada tambahan sedikit 'cheating' di MID dan UAS.
Hasilnya, 2 buah A dan 5 buah B.
Tapi, IPK-ku kok kayak sesuatu ya?
For your Information, IP saat itu 3,29.
Ada yang tau 'sesuatu' itu?

Kedua, daftar ulang.
Satu hal yang menyebalkan juga, karena sering kurang persyaratannya.
Tapi yang paling bikin kesal itu adalah, mengapa harus melakukannya di waktu libur kampus???
Dan seperti yang diduga, aku tak pulang.
Menyebalkan...

Ketiga, nyusun LIRS.
Mereka bilang, "cepat susun LIRS! Nanti gak bisa dapat kelas bagus lo!!!".
Yup, apa yang mereka bilang itu ada benarnya.
Nyusun LIRS di PUSKOM, karena rame di siang hari, datengin sore-sore.
Alamak, koneksinya lemot!!!

Mulai nyusun...
"Maaf, kelas yang anda pilih sudah penuh"
"Maaf, jadwal kelas yang anda pilih bentrok dengan jadwal mata kuliah lain"
WTF, OMG, OMFG, ini GAWAT!!!
Menyebalkan, jadwal jadi hancur...
Akhirnya, menyisakan satu mata kuliah tak terambil.
Huh...

Yah begitulah Februari kemarin...
"Mr. 3!!!"
"Cakep cakep cuakep, jojing jojing jojing, mau mau mau???"
"Aaaaaaaaaah, TIDAAAAAAAAAAAAAAAAAKKKKK!!!"
____________________
Maret

Secara umum, Maret masuk dalam daftar bulan "Terbosan" di 2009.
Tapi ada yang menyenangkan.
Untuk pertama kalinya, aku bisa merayakan hari special tanpa ada gangguan sama sekali.
Bahkan yang pada tau aja gak ada sms.

Huahua...
Terharuuuuu...

Kalaupun ada, smsnya bukan pada hari-H.
Alasannya, sms kura-kura, lama nyampe.
Hehe, peace De... ^^v
Btw makasih smsnya.

Yah, aku bisa lolos dari hujan tepung terigu dan telor ceplok itu karena 2 hal.
1. Hari-H jatuh pada hari minggu, gak kuliah.
2. Karena waktu itu aku gak punya FB, kalau sekarang, aku gak yakin bisa lolos lagi.

Aku harap, tahun ini aku gak akan dihujani tepung terigu dan telor ceplok, apalagi disiram minyak.
Kita mahasiswa, sudah seharusnya dewasa dalam berbagai hal.

Oke, back to the main theme of the month.
Pada hari itu, aku puas-puasin melakukan sesuatu yang gelok dan bersifat gak ada kerjaan lagi.
ONLINE TERUS SAMPE 5 JAM
Eh, bukan.
ONLINE TERUS SAMPE 6 JAM

Waktu itu gak punya FB, juga gak kenal yang namanya FB.
Makanya gak terlalu puas.
Huh...

Keesokan harinya...
Mulailah terdengar suara-suara ini...

"Au, kemarin ultah kan? Met ultah ya..."
"Met ultah Au, kapan kita ke PH nih?"
dan suara-suara lain yang sejenis.

Untuk suara kedua, disertai dengan suara berikut.
"PH PH, PH PH..." (Yang ini disertai ekspresi wajah, suara, dan gerakan yang menurutku childish banget)
"Jadi gak tuh Au?" (Yang ini pake nada yang biasa aja, tapi entah kenapa kedengaran bernada memelas di telingaku)

Alamak, aku gak koar-koar aja mereka udah tau kayak gini.
Gimana lagi kalau sekarang... T.T
Huh, dasar cewek ibukota.
Akhirnya aku 'terpaksa' bawa mereka ke Pizza Hut.
Tapi bukan di bulan Maret.
Bulan April.

Oh ya, buat tahun ini memang ada rencana buat ngerayain bareng.
Tapi mau ngajak siapa ya...
Gak taulah, sendiri pun jadi.
Gak peduli, males mikirnya.

"Btw, apa kabar hari kejepit ya?"
____________________
April

April juga merupakan salah satu bulan 'terbosan' dalam tahun 2009.
Tidak banyak yang gila-gilaan di bulan ini.
Bulan ini aku membuat akun fb untuk pertama kali.
Bulan ini aku nyicipin game online buat pertama kalinya.
Bulan ini MID yang gila-gilaan.
dll.

Untuk akun fb-ku, aku punya problem di nama.
Awalnya, aku gak mau namaku dipublikasikan secara luas, meskipun dalam dunia maya.
Akhirnya aku pake nama samaran.
Yaitu (kalau kalian lupa, nih aku ingatin lagi) 源光義.
Ada yang bisa baca? Ada yang bisa bacaaa???
Pasti gak bisa kan???
Huahua...
Terharuuuuuu...

Iya deh, aku kasih petunjuknya.
Nih...
みなもと みつぎ.
Ada yang masih gak bisa baca?
Kasihan deh lo...

Sejauh yang aku ingat, nama ini baru mendapatkan satu kali pujian saja.
Yaitu pada 4 bulan berikutnya.
Aku masih ingat apa yang dia bilang...
"Artinya bagus. Amin, moga aja bisa jadi kayak gitu.
Btw, cariin buat namaku juga dong..."

Iya benar, dia minta aku cariin buat namanya.
Sayangnya, aku gak punya ide buat nama dia.
Aku cuma punya ide buat masukkan 'sakura' dalam namanya.
Karena 'sakura' adalah bunga simbol bulan Maret.
Hanami (festival melihat bunga sakura) juga sering diadakan pada pertengahan sampai akhir Maret.
Makanya, headline-nya itu.
Tapi abis itu gak ada lagi.
Maaf buat dia yang sebesar-besarnya.
Sekarang, entah apa kabarnya.
Mungkin dia sudah mati, entahlah.

"Dear god, the only thing I ask of you is to hold her when I'm not around"
"Ya Tuhan, hanya satu pintaku, jagalah ia di saat aku tak di sampingnya"

................................................................................. ("_)

Loh, loh?
Kok jadi ngaco ya?
Oh, anyways, nama ini hebat banget.
Bisa bertahan hingga 5 bulan!!!
Wew... Keren...
......................................................
Gak juga ya...

"Don't stop me, right now I'm on the peak"
____________________
Mei

Mei adalah bulan tersibuk 2009.
Kenapa???
Karena banyak event yang diselenggarakan pada bulan ini.
Donor darah, fun bike, mewarnai, pelatihan zahir accounting.
Akhirnya : CAPEK!!!

Di bulan ini, ada sebuah rencana yang gagal direalisasi.
Yaitu, menyelenggarakan acara ulang tahun temanku!
Tujuannya, buat ngumpulin semua teman sekelas IPA INSIDE.

Oh iya, kalau masih ada yang belum tau background pendidikanku, biar aku beritau.
Sebenarnya aku lulusan IPS, bukan lulusan IPA.
Tapi aku suka Kimia.
Makanya aku sempat nyusup kelas IPA cuma buat belajar Kimia selama 2 tahun.
Sampai-sampai pernah dimarahin guru yang rese' abis, Ma(ta)Ker(anjang), Hi(dung)Bel(ang), dan pikirannya juga sangat kolot.
Untungnya guru Kimia yang ngajarin aku gak pernah merasa aneh kalau aku ada di kelas beliau, apalagi marah-marah, gak pernah deh.
Terima kasih, Bu.
Meskipun saat ini aku gak bisa menyalurkan ilmu Kimia yang aku peroleh, meski belum sempurna, aku ingin suatu saat aku bisa melakukannya.
Maksudnya menyalurkan ilmu Kimia itu ke dalam wadah yang tepat.
Asal jangan seperti meneteskan air pada serbuk natrium aja.
Meledak deh...
Btw, aku kangen belajar kimia lagi... -.-

Back to the main theme.
Oke, gak semua sih.
Soalnya ada teman-teman yang kuliah di luar.
Seperti Tomoe alias Tommy si Raja Alay yang kuliah di STAN, Monik di IPB, Franky di IPDN Jatinangor, Rian teman sebangku dari SMP di IPDN Bukittinggi (iya kan, Yan? Maaf kalau salah), Dilla di Universitas Paramadina, dan masih banyak lagi.
Berarti yang bisa diundang cuma teman-teman yang masih berada di Pontianak aja.
Dan aku sebagai satu-satunya event organizer (!) harus siap merogoh kocek buat menyelenggarain acara ini.

Langkah pertama
Konfirmasi dengan yang ultah.
Yang ultah bilangnya gini.
"Boleh aja, tapi diriku gak pandai masak loh. Kalau pake rumah juga gak bisa, soalnya sempit. Dan lagi, kalau gak ada ceweknya, kayaknya gak bisa deh"

Kira-kira seperti itu.
Yah, aku udah biasa dengar syarat yang nomer 3.
Tapi cuma di Mempawah.
Kok di Pontianak juga ada?
Apalagi, yang ultah kan dia dan aku yang bantu menyelenggarakan...
Rasanya jadi agak aneh.
Eh, bukan.
Aneh banget.

Langkah kedua
Cari temen cewek yang mau bantuin.
Cari cari cari, dapat deh satu.
Tinggal cari lagi yang lainnya.
Kebetulan karena aku gak punya nomor hp semuanya, aku minta dia yang meng-arrange partisipasi temen cewek.
Ini karena yang cewek pada kuliah kemana-mana, gak cuma di UNTAN.
Dapat banyak, dan mereka juga mau bantu buat masak.
A'ight!!!

Langkah ketiga
Bikin LPJ buat yang ultah.
Agak aneh ya?
Tapi begitulah, aku buat laporan tak tertulis.
Penyampaian laporan juga dilakukan secara tidak langsung.
Dan yang ultah kayaknya setuju-setuju aja tuh.
Okaaaay!!!

Mungkin 3 langkah yang kulakukan di atas mengindikasikan kalau event-nya bakalan jadi kan?
Sayang sekali, fakta berbicara lain.

Pertama, dimulailah dari ada beberapa cewek yang gak bisa datang buat bantu masak.
Salah satunya, keluarganya ada yang nikah!

Kedua, aku baru ingat kalau ada agenda acara lomba mewarnai dan pelatihan software akuntansi Zahir pada hari yang sama.
Dan sebagai panitia, aku juga dilibatkan!!!

Ketiga, setelah beberapa kali tanya-jawab (bahasa kerennya dialog) dengan para cewek, kebanyakan bilang begini.
"Juni aja deh. Kalau Juni aku bisa"
"Minggu depannya aja"
Konfirmasi lagi dengan yang ultah.
"Wah, tanggal segitu diriku ada acara, jadi gak bisa"

.....................................................................

3 LANGKAH MENUJU SUKSES HILANG DALAM 3 LANGKAH JUGA.
Whoa, kalau jadi judul buku kayaknya bakalan best seller tuh.

Akhirnya, seperti yang kalian duga, acaranya batot.
Alias batal total.

Akhirnya, hari-H.
Karena acaranya batal, mogamo aku harus menjalani hidup sebagai panitia acara HUT yang agak membosankan.
Awalnya pergi ke Matahari, tempat lomba mewarnai.
Gak taunya, malah disuruh pergi ke SMK 3 buat bantu di acara pelatihan.
Dengan muka kusut dan merengut dengan senyum kecut, aku pergi ke tempat itu.
Dan seperti yang aku duga, MEMBOSANKAN!!!
Aku gak ada bawa bacaan, apalagi hiburan.
SMK 3 berlantai 3, sesuai namanya.
Arrrgh! Capek bolak-balik turun-naik!

Kalau acaranya jadi, mungkin hidupku gak bakalan kayak gini kalee ya...

BOSAN...
____________________
Juni

Ada apa bulan Juni ya?
Aku lupa.
Kayaknya gak ada hal yang bagus buat diceritain deh.

..............................................

Oh!
Ada!
Ada status fb yang aku posting pada tanggal 26.
Masalahnya, aku lupa isinya.
Yang aku ingat, aku pasang status itu seharian.
Sambil liat berapa banyak yang komen.
Aku juga lupa berapa banyak orang yang komen.

.............................................

Kalau aja fb bisa sortir wall menurut bulan postingan ya...
Pasti lebih mudah...

Kalau gak salah, 26 Juni itu ada yang ultah deh.
Tapi siapa ya?
Aku lupa... -_-

"Lupa, lupa lupa lupa..."
____________________
Juli

Juli, adalah bulan pertama musim panas di Pontianak.
Biarpun musim panas baru mulai akhir Juli, tapi pada pertengahan tanda-tandanya udah nampak.
Contohnya, panas seharian bahkan tengah malam sekalipun!
Curah hujan yang sangat rendah.
Suhu tertinggi adalah 42 derajat Celsius.
Suhu kamar tertinggi adalah 38 derajat dan bukan 25 seperti ketetapan umum.
Dan akhirnya, asap kabut muncul menutupi pandangan.
Lebih tepatnya asap, karena sifatnya kasar, gak lembut sama sekali.
Apalagi asap kabut alias asbut itu sifatnya lethal.

Hah? Masa'?

Beneran bilang gitu kan?
Oke, ini contohnya.
Di London, pertengahan 1950-an pernah terjadi asbut yang menutupi seluruh kota.
Akibatnya 4000-an orang meninggal.
Hal yang sama juga pernah terjadi di New York.
Berikutnya...
Aduh, lupa nih.
Maaf ya.
Kalau ada kesempatan, baca deh buku paket Kimia kelas XI SMA.
Liat di bab tentang koloid.
Di situ ada contoh sekilas tentang asbut, atau bahasa Inggrisnya 'smog', kombinasi dari 'smoke' (asap) dan 'fog' (kabut).
Tapi tenang aja, asbut cuma terjadi di daerah yang tingkat polusi yang tinggi.
Pontianak kan masih ada hutan, jadi jangan panik ya.
Asal jangan bakar hutan buat buka lahan.
Itu sama aja mau membunuh kota Pontianak.
Petani jangan jadi bodoh ya...

Ada yang mengejutkan di bulan Juli.
Sebut saja, pembatalan konser 'This Is It' MJ karena MJ udah meninggal dunia akhir Juni lalu.
Lalu bom kembali meledak di Kuningan.
Setelah itu MU batal datang ke Indonesia.
Munculnya kandidat kuat, Yukio Hatoyama dari Partai Demokrat untuk menggeser Taro Aso pada pemilihan perdana menteri Agustus nanti.

Tunggu, yang terakhir lain sendiri.

Ah, wajar, soalnya saluran berita yang aku tonton itu dari mancanegara.
Bosan di Indonesia, pemilu mulu yang diomongin.
Hasilnya juga udah jelas.
So Bullshit Yankee yang menang.
Tapi kayaknya sekarang gak banyak berkutik dia.
Wakakakakakak...

Mbah Surip meninggal?
Hus! Itu bulan Agustus!
Oh iya ya...

Gak banyak yang asik di bulan Juli.
Soalnya aku ada di Mempawah terus.
Panas, tapi gak terlalu panas.
Tenang aja.
Haha...
____________________
Agustus

Agustus adalah bulan puncak musim panas.
Pontianak pun makin panas.
Gila-gilaan...
Intensitas kabut asap di bulan ini sangat tinggi.
Ditambah lagi dengan cuaca yang makin panas, membuat fenomena aneh terjadi di Pontianak.
Di seluruh kota, 'salju' turun.
Eeeeh, mungkin lebih tepat abu.
Abu-abu itu turun dari langit seperti ada orang yang membakar sampah.
Tapi, yang ini efeknya massif.
Kemana saja pasti ada.
Bahkan, motorku dalam garasi aja bisa hampir ditutupi oleh abu-abu itu.
Ckckck...

Siang hari nampak suram.
Kabut berwarna kuning.
Jalan di depan aja gak keliatan
Ditambah lagi dengan salju, suasana makin seram.
Kayak game yang pernah aku mainin, waktu menjelang akhir permainan seluruh kota tertutup kabut kuning dan kayak ada salju berwarna hitam turun.
Dan seperti dalam game itu, aku pake kacamata.
Haha...
Tau gak game apa tuh?

Sebenarnya aku malas mau cerita apa yang terjadi di bulan ini.
Happy sih, happy.
Tapi hilang gitu aja.
Gak berbekas.
Kalaupun berbekas, aku gak tau dimana lagi sisanya.
Mungkin udah diterbangkan angin ke Sahara.
Atau udah dibenamkan ke dalam inti bumi.
Bisa aja udah terbakar di gunung berapi.
Jangan-jangan udah masuk ke dalam segitiga Bermuda.
Ah, sudahlah berandai-andai.

Bulan ini adalah bulan saat lagu GIGI, My Facebook merajalela.
Saykoji Online di nomor 2.
Dan aku juga kena imbasnya.

Coba tanya, apa yang paling kamu sering lakukan di bulan ini.
Aku akan menjawab "Online".
Hehe, bisa dibilang ini adalah masa bangkitnya mobile Internet.
Ditambah dengan munculnya HP Online dimana-mana.
Makin jelas.
Plus masa liburan yang cukup panjang bagi anak kuliahan, OL pun bisa dilakukan dari saat melek sampai mau tidur lagi.
Eh, gak separah itu deng.

Lalu dengan kebiasaan sering OL, muncullah lagu GIGI itu.
"Berawal dari Facebook baruku, kau datang dengan cara tiba-tiba..."
Udah segitu aja nyanyinya, kalau dilanjutkan jadi jelek.

Yah, kau memang datang tiba-tiba.
Tiba-tiba nge-add gak jelas, ngira aku temen sekuliahan.
Mentang-mentang nama sama, emangnya yang punya nama ini cuma satu orang?

Lalu, lalu...
Apa ya?
Kesimpulannya, segala hal bisa datang kapan saja dan dari mana saja.
Bahkan dari hal yang sepele sekalipun.

Oke, aku ceritain yang buat aku ketawa di bulan ini.
Kalau gak salah ada 2.
Satu, waktu Upacara 17-an live di TV, si So Bullshit Yankee bilang 'lanjutkan' dan bukan 'laksanakan' sebagaimana umumnya upacara.
Kenapa tuh orang? Masih terbayang waktu kampanye?
Aneh.

Dua, ada orang sms aku di minggu pagi cuma bilang 2 hal.
1. Lupa arah jalan di kotanya.
2. Dia jatuh gara-gara gak konsen make motor.
Makanya, jangan sibuk update status di atas motor sambil menggerutu dengan permintaan sang Ibu. Jadinya kayak gitu deh.
Ini juga peringatan buat kalian yang baca, jangan suka menggerutu kalau disuruh-suruh, apalagi oleh ortu. Jangan deh, nanti kayak contoh yang di atas.
Sembuhnya bisa berhari-hari.
Gimana kalau minggu sorenya ada arisan?
Mau gak mau harus bantu kan?
Malamnya, ada tukang urut datang.
Lebih bagus kalau udah biasa diurut.
Kalau gak? Teriak dah.
Besoknya, mau jalan aja udah susah.
Bantu paman berdagang barang antik pun setengah-setengah.
Selasa, paling-paling cuma disuruh istirahat.
Paling banter, sembuhnya hari rabu.
Giliran masak di rumah, gak konsen lagi.
Masakannya keasinan.
Lalu dibilang kebelet pengen kawin.
Ckckck, kira-kira orang itu merasa malu gak ya?

Kalau ada yang merasa cerita pengandaian di atas mirip dengan yang kalian pernah alami, mohon maaf udah ngambil materi yang gak seharusnya aku tulis.
Tapi terlanjur, soalnya aku kan orangnya suka ngasal.
:p

Apa lagi ya?
Dilanjutin gak ya?

Tadi nanya apa?
Apa yang bikin happy?

Apa ya...
Kok jadi lupa ya?

Agustus ini adalah awal bulan puasa.
Bulan yang telah...
Telah apa ya?
Aaaah, lupa...

Itulah sebabnya aku gak mau cerita apa yang terjadi di bulan ini.
Selain karena aku lupa, ada lagi faktor lain.
Kalaupun aku ingat, aku gak mau menciptakan orang GR lagi dan gak mau memancing ke-GR-an orang lagi.
Aku paling gak suka dengan orang GR.
Biasanya orang yang kayak gitu gak pernah mau ngerti perasaan dan penderitaan orang.
Mereka bisanya cuma menganggap kalau diri mereka sajalah yang jadi buah bibir orang.
Okelah kalau positif, tapi kalau sampai negatif juga masih GR, klasifikasinya adalah orgil.

Kayak kemarin, aku pasang status isinya tentang keinginanku buat jadi penulis kayak Raditya Dika.
Ada orang GR komen, "Jangan niru-niru Radith-ku!!!"
Yaelah, nih orang kenapa sih?
Kalaupun niru, belum tentu alirannya sama kan?
Lagipula, mana aku bisa niru wajah orang.
Dasar aneh...

Tunggu, dia bilang "Radith-ku"???
Sejak kapan, jeng?
Wong Radith masih dengan Sherina, jangan lebay dengan 'possessiveness' lah ya...
Kalahkan dulu tuh Sherina, baru aku akan berhenti kepengen jadi seperti Raditya Dika.
Kalau gak salah jeng kan udah punya cowok, urus aja dia, jangan sampai dilepasin kalau perlu.
Biar gak nyesel di kemudian hari.

Yah, begitulah orang GR di dunia.
Semoga gak ada lagi orang GR kayak gitu.
Amin...

Agustus sampai disini.
Males mau nerusin.
____________________
September

September itu bulan puasa.
September itu mulai kuliah.
September itu masa puncak.
September itu jurang.

Hebat, baru aja nyampai puncak udah harus masuk ke dalam jurang.
Syukurlah masih hidup.
Meski harus menanggung beban berat setiap hari.
Uhhh...

September emang gak jelas.
Sangat-sangat gak jelas.
Nasibku makin gak jelas.
Seperti telur di ujung tanduk.
Bertahan salah, lepas juga salah.
Salahku dobel.

Akhirnya jadi beban yang susah lepas dari pundak.
Aku jadi kena shock-illness.
Dan semua berawal dari kata "tak kusangka".
Ckckck.

Dan akhirnya, berita itu sampai ke telinga Ibuku.
Selanjutnya?
Ibu marah-marahin aku, istilah melayunya "beleter".
3 jam penuh dengarin 'beleter voice'.
Telingaku sakit.
Apalagi marah-marahnya kedengaran tetangga.
Jadi merah padam muka ini.
Apes deh...

Isi marah-marahnya, "Aulia, kamu gagal. Jangan mencoba lagi, atau keluar dari rumah ini".
OMG...
My face's melting...
Masyallah, pake acara hengkang segala.
Ini kayaknya beneran kalau aku mau dipingit.
Aaaaaaaaaah, jangan!!! Gak mau!!!

Kesimpulannya, ternyata benar, First Time Hurts.
Pengalaman pertama itu menyakitkan.
Akibat insiden tadi, aku jadi bahan pembicaraan orang-orang sekeluarga.
Berita lain bilang, para tetangga juga ikut-ikutan.
Ada lagi yang bilang, orang-orang se-RT juga ikut-ikutan.
Katanya juga, jadi bahan tertawaan mereka.

............................................................
Mau aku taruh kemana muka ini...
Nangis...
Tidur.
Bangunkan aku saat September berakhir.
Wake me up when september ends...

Di bulan ini juga, aku berhasil mencomblangi temanku.
Sayangnya, mereka udah putus.
Kalau aja nature si cowok yang agak playboy dan si cewek yang cuek bisa dihilangin...
Mungkin udah mau nikah mereka itu.

Hahaha...
Comblangin orang bisa, tapi urusan sendiri gagal...
............................................................ (--_)
Nangis... T_T

Entah apa peran yang harus aku lakoni.
Jadi pemeran utama atau jadi pemeran pembantu?
Kayaknya aku bakalan jadi pemeran pembantu selamanya.
Kasian...
Yah, biarlah waktu yang berbicara.

"Kesimpulan dan saran.
Buat pemula, jangan coba-coba memulai pacaran di bulan puasa.
Bakalan nyesel."

"Jangan kasih aku permen kalau permen yang ada cuma rasa pahit"

____________________
Oktober

Oktober adalah masa penyembuhan.
Setelah masuk rumah sakit sebagai pasien untuk pertama kalinya, aku dipindahkan dari Pontianak ke Mempawah untuk pemulihan.
Saat itu aku masih depresi.
Ngerjain apapun gak semangat.
Tubuh kurus kering.
Berat badan turun hampir 10 kg.
Gak mau banyak makan.
Mual dan muntah tiap hari.
Bulemia?
Entahlah.

Setelah dinyatakan sembuh, aku pulang ke Pontianak.
Seminggu gak kuliah rasanya blank.
Tapi depresi itu masih ada.
Gak hilang-hilang juga.
Kuliah pun gak semangat.
Muka suram.
Temen kuliah juga pada serem ngeliat aku waktu itu.
Mau ngomong, mereka takut gak bisa apa-apa.
Serba salah deh mereka.

Gak banyak yang ada di bulan ini.
Cuma yang bikin benci itu pas tanggal 20 Oktober.
Pas si So Bullshit Yankee dilantik.
Ada yang jadi kelewat bangga, sampai-sampai bilang "Lihatlah TV, Papaku dilantik".

Ho oh, dilantik tapi 100 hari kemudian gak bisa berbuat banyak.
Percuma aja deh...

Oktober yang membosankan.
Membosankan sekali.
Sangat-sangat membosankan.
____________________
November

Gak ada yang special buat November.
Kalaupun ada, RAHASIA!!!
Gak mau cerita!

Well, November ini sedikit menderita, karena MID yang bikin sengsara.

Sengsara...
Sengsara...
Sengsara...

(--_)
____________________
Desember

Akhir tahun yang membosankan.
Gak ada inovasi.
Bosan...

Malam tahun baru gak ada ngapa-ngapain.
Cuma main PS di lantai atas.
Sampai aku melewatkan acara kembang api, sungkeman, dan...
Gerhana Bulan jam 2 pagi.

Eh, beneran gak sih gerhananya?
Ada yang bilang gerhana matahari.
Ada yang bilang bukan pas malam tahun baru.
Yang mana yang benar?

Entahlah.
____________________

Kesimpulan dari Review ini, aku mau mengingat lagi kalau hidup itu kayak pelangi.
Berwarna-warni menghiasi langit.
Tapi sebenarnya warna-warna itu terbentuk dari sebuah cahaya putih saja.
Dengan kata lain, apapun yang kita perbuat dalam hidup ini, semuanya akan kembali pada permulaannya.
Dari cahaya putih sebuah usaha, akan menghasilkan warna-warni pelangi kehidupan.
Namun ada saatnya warna-warni pelangi kehidupan akan memudar dan hilang.
Dan kita akan memulai lagi dengan cahaya putih usaha itu.
Jangan menyerah, teruslah berkarya dalam hidup!
Powered By Blogger