Monday, April 26, 2010

Dog is the Human's Best Nemesis

Kenapa gue tulis kayak gitu?
Nanti gue jelasin. Pokoknya panjang.
Gue sering dengar kata-kata bijak (yang terkadang kedengaran aneh di telinga gue) dari barat. Entah siapa yang nemuinnya pertama kali, gue gak tau.

Contoh 1 :
Only he will dare to go to his limits, who knows that there will also be a life after reaching them.
Oke, masuk akal.

Contoh 2 :
Gaze at the stars, but watch the holes in the road.
Oke, gue setuju. Meskipun agak konyol.

Contoh 3 :
We'll never find happiness if we don't stop looking for reasons to be unhappy.
Agak rumit, tapi zuper!

Tadi itu 3 contoh kata-kata bijak yang bagus yang bisa ditemukan dalam hp gue. Tapi ternyata, yang paling konyol datang di dunia kedua gue : internet.
Pernah sekali gue liat yang kayak gini :
Sesungguhnya setiap orang itu gila, dan hanya cintalah penawarnya.

Oh gitu ya?
Kalau gitu gimana dengan orang yang lebih suka menyendiri? Apa mereka dianggap sebagai orang yang lebih gila dari orang gila?
Lalu, gimana dengan istilah 'cinta gila'? Bukankah itu artinya orang yang sedang bercinta itu lebih gila?
Dan masih banyak pertanyaan sejenis datang dari pikiran gue.
Kalau ketemu siapa yang bilang untuk pertama kalinya, gue mau tarik mulutnya yang dower itu sampai manyun selamanya.
Dasar asbun! Mikir dulu kek kalau mau bilang satu dua patah kata.
*gue emosi*

Benar, jangan lupa dan jangan sungkan untuk berpikir kembali sebelum melakukan sesuatu, apalagi yang sifatnya lisan.
Peribahasa Arab pernah bilang : 'lidah lebih tajam dari pedang'.
Peribahasa Indonesia : 'mulutmu harimaumu'
Artinya kan sama, gimana kalau kita gabungin aja.

'Lidah mulutmu lebih tajam dari pedang harimaumu'

Hoh?
Kok jadi aneh...

Tapi tetap saja, kata-kata paling konyol lebih sering datang dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh, kalimat ini.
'Dog is the human's best friend'

Bagus, sekalian aja semua temannya itu anjing. Gak perlu manusia. Pacaran juga sama anjing, nikah sama anjing, malam pertama bareng anjing, nge-date di kafe dengan anjing, ciuman dengan anjing, kalau perlu anaknya setengah anjing setengah manusia alias Weredog.

Bagaimana bisa dia mencetuskan ide berupa kata-kata itu???
Apa dia orang yang kesepian, gagal dalam asmara, karir, dan lain-lain, dan tinggal di rumah sederhana bersama seekor anjingnya yang setia, lalu dalam sepinya hidup dia hampir stres, lalu dirawat oleh anjingnya, lalu mereka jatuh cinta, menikah dan punya anak???
Mungkinkah begitu kenyataannya???

Kalau gue disuruh jawab, gue akan jawab ya. Kenapa? Setelah melihat perilaku manusia saat bersama binatang peliharaan mereka, gue mampu berkesimpulan seperti itu.
Contoh, tante gue dengan kucingnya.

"Ello, nanti kamu mandi ya. Sini bulunya dibersihin"
"Miaw"
"Ini makan malam kamu. Steak ikan"
"Miaw"
"Ello, kamu bosan ya? Yuk kita main"
"Miaw"
Lalu si kucing yang namanya ello itu digendong, lalu punggungnya ditepuk. Ajaib, tuh kucing tidur.

Ajib...

Gue jadi bingung, itu kucing... anak apa binatang peliharaan???

Gue sendiri bicara anjing itu bukan karena suka, tapi karena benci.

Awalnya gue gak terlalu benci sih, malah di halaman belakang rumah gue sering banget anjing-anjing berkeliaran, cari makan, cari pasangan, kumpul kebo. Eh, dalam hal ini kumpul anjing. Lalu tiap hari terdengarlah gonggongan anjing tanpa henti. Apalagi malam, makin suram.
Saat itu gue masih kecil, dan masih musimnya Mickey Mouse. Jadi ada anjing coklat, gue panggil Pluto.
Dan anjing tertuduh bernama Pluto itu cuma bisa bilang...
"Guk guk"

Kebencian terhadap anjing dimulai saat suatu ketika ada pelajaran Agama. Di buku, tertulis, anjing tergolong najis paling berat, najis mughallazah. Kena sedikit saja, harus dibersihkan dengan air yang dicampur dengan tanah yang benar-benar bersih 7 kali, lalu dibasuh lagi dengan air bersih sebanyak 6 kali.
Merepotkan, hanya terkena sedikit saja harus dibegituin. Apalagi kalau digigit. Rabies duluan...

Gue sendiri pernah dikejar anjing 2 kali. Pertama kali gue dikejar anjing itu saat SD.

Waktu itu gue mau main di rumah temen gue Franky. Dan sebagaimana rumah-rumah disekitarnya, rumah si Franky tentu saja punya anjing. Anjing herder coklat kehitaman ada di depan rumah waktu gue datang. Gue mencoba untuk tenang, tapi tetap aja dalam hati gemetaran.
Gue manggil Franky.
"Franky, main yooookkkk!!!"
Beberapa detik kemudian, kakaknya yang keluar dari pintu depan.
"Franky lagi tidur. Masuk dulu dek!"
"I,iya kak..."
Gue pun buka pagar, masukkan kaki sedikit, tiba-tiba...

Tuh anjing yang tadinya baring adem ayem, kepalanya tegak, menatap gue.
Gawat, jangan-jangan...

Gue mencoba untuk tetap tenang, dan memberanikan diri untuk tetap masuk ke rumah itu.
Tuh anjing mulai berdiri. Kayaknya dia udah siaga dengan kedatangan gue.

Gak sampai sedetik, kayaknya lampu ijo udah nyala buat tuh anjing. Pertanda gawat!!! Gue dikejar!!! Aaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhh!!! Tolong!!!

Gue berlari sejadi-jadinya dan se-memanusia buta-nya sambil teriak "Tolooooooooooongggggg!!! Lontooooooooooooong!!!!!!"
Eh, gak taunya ada anak kecil keluar dari rumah bilang kayak gini "Abang tukang lontongnya mana? Kok gak ada?"
Sadar salah nyebut satu-satunya kata yang bisa nolongin gue itu, gue sekali lagi bilang dengan benar, "Tolooooooooongggggg!!! Tolongggggggg!!! Tolooooooooooongin gueeeeeeeee!!!"
Tapi yang gue gak tau, gue dengan suara yang masih agak tinggi dan belom disunat, teriakan gue malah kedengaran kayak anak perempuan nangis abis dicubit.

Dalam lari dan teriakan yang diikuti dengan gonggongan anjing itu, gue berpikir "Gue harus lari terus! Gue harus bisa selamat!!! Gue gak mau kena rabies!!! Gak mau!!!"
Jalan di luar gang hampir keliatan, dan lalu lintas lagi cukup padat. Gue gak mau lari terus!!! Gue harus berhenti! Kalau gak, gue bakalan ketabrak dan mati gak elit karena beritanya 'SISWA SD TEWAS TERTABRAK MOBIL SAAT MELARIKAN DIRI DARI KEJARAN ANJING RABIES'

Makin dekat dengan jalan raya, dan belum ada tanda-tanda gue akan diselamatkan, gue mulai pasrah. Berakhirlah kisah gue, berakhir dengan tragis hanya karena anjing... Gue gak tau gue bakalan masuk surga atau neraka. Yang pasti gue gak mau ada anjing di dua tempat itu.

Gonggongan tuh anjing edan tiba-tiba berhenti. Heran, gue berhenti, ngeliat ke belakang. Rupanya Franky dan kakaknya datang dan nyelamatin gue dari kejaran anjing edan itu. Di saat nafas gue habis, kaki mau patah, tangisan tanpa henti, gue baru diselamatin...

Kejam lo Frank!!!!

"Li, katanya mau main tadi?"
"Gak jadi!!! Gara-gara anjing lo itu!"
"Hahaha..."

Anjrit, tuh anak malah ketawa lagi...

Kedua kalinya gue dikejar anjing itu Sabtu kemarin. Saat mendung panas menyengat, gue ngumpulin duit receh, mau beli minuman di warung depan jalan. Keluar rumah, ada anjing hitam tetangga menunggu mangsa. Namanya kalau gak salah Donna.
Buset, itu nama anjing atau nama banci kakap di Mempawah???

Gue berjalan perlahan-lahan, tuh anjing mulai menggonggong ke arah gue. Biarpun talinya diikat di pagar dan pemiliknya ada di samping tuh anjing, gue tetap aja gak tenang. Gue tetap berlalu sampai akhirnya terjadi hal yang gue khawatirkan.

Tali. Anjing. Lepas.

Ohhhhh, sh********tttttt!!!

Tuh anjing ngejar gue dengan brutal, dan kayaknya gak ada tanda pemiliknya mau menangkap anjingnya itu. Anjrit, binatang dengan tuannya sama aja. Brutal. Gue dikejar lagi, tapi gak lama karena akhirnya pemiliknya balik ke status 'manusia'nya lagi dan nangkap talinya.
Sementara gue sendiri, setelah teriak histeris karena hampir digigit, kesandung batu besar di jalan. Gue jatuh dan kaki kiri gue luka. Yang lebih anjrit lagi, orang-orang yang ngeliat gue bukannya bantuin gue, malah ngetawain dan bilang "Bodoh" di depan gue.

Super anjrit.

Pengen nabok tuh orang, tapi orangnya besar, gak usah ajalah...

Dan sampai posting ini diketik, luka gue belum sembuh, dan gue sekarang terpaksa jalan pincang.
Huahuahuahuaaaaa....

Dan gue harus nyanyi lagu Jamrud.

"ANJING EDAN, APA SALAHKOOOOOO????"

Monday, April 5, 2010

Dua Minggu, Rambut Baru, dan Hilangnya Titisan Edgar

4 April 2010

Telah dua minggu gue dan pacar gue jalani hubungan ini. Semoga bisa bertahan sampai akhir.
Btw, akhirnya kapan ya?

Gue gak punya ide dalam membuat sesuatu yang indah kali ini, entah kenapa. Gue coba ngirimin sesuatu, malah jadi ngegombal. Wadooooohhhh...

But hell yeah, I've enjoyed every seconds I've spent with her, even though we're not directly connected. And I could imagine what would happen if we're together. I hope something bad would never coming to both of us... :)

Back to main theme...
Hari itu gue diajak ke mall dengan keluarga berenam. Gue, adik gue, nyokap, Nadia, adik Nadia, nyokap Nadia. Setelah makan di Solaria, para adik berpisah dan main di Fun Station. Para nyokap cari-cari sepatu di Matahari. Gue dan Nadia ke salon.

Di salon Yovie, Nadia ngajak gue potong rambut. Rambut gue yang lebih mirip bara api itu akhirnya dipotong juga. Huahuahua, terharuuuuuuu...

Tapi masalahnya, gue gak punya ide rambut gue harus dipotong apa, lagipula ini adalah kali pertama gue salonan di mall. (kampungan banget)

Untuk selanjutnya, gue mohon maaf yang sebesar-besarnya buat orang-orang yang bekerja di salon kalau kalian membaca ini. To tell you the truth, gue benar-benar gak tau-menau soal salon. Jadi jika ada kesalahan penyebutan barang-barang yang ada di dalam salon, tolong dianggap wajar.

Akhirnya dengan berat hati, gue melangkah menuju tempat buat creambath. Disana, rambut gue disiram, dan gue merasakan rambut yang pernah jadi bara api itu menjadi berat, seakan-akan kini bara api itu menjadi air terjun. (tsaaaaaaahhhh, kesambet)
Tapi beneran loh! Sekarang beban di kepala gue bertambah 3x lipat.

Gue kira udah selesai, rupanya dikasih shampo, abis itu dikasih sesuatu lagi. Gak tau apa, tapi telinga gue diusap-usap. Gue mengerang kegelian (emang ada), baru tuh pegawai salon panik buat tenangin gue lagi. Tau rasa lo, jangan mainin telinga gue. Nanti alat intel yang udah terpasang disitu rusak.

Selesai creambath (atau apalah namanya) gue menuju cermin, akhirnya rambut gue dipotong juga. Aslinya gue paling benci potong rambut. Kalau dipotong gue biasanya jadi menggeliat kayak belut. Tapi kali ini karena potongnya di mall, gue terpaksa nahan hal itu, kalau gak harga diri gue yang bakalan hancur.

HARGA DIRI GITU LOH!!!

Selesai potong rambut, gue ngeliat cermin. Bukannya mau bilang gue makin ganteng, yang motongin rambut gue malah bilang...
"Ya Oloh, uban keluar semua"
Uban-uban itu berkeluaran setelah inang tempat mereka bernaung dipangkas habis.
"Kamu umurnya berapa?"
"19"
"Kok udah panen uban?"
"Gak tau juga kak"
"Kamu gak nipu umur kan???"
"Gak" (dalam hati "Anjrit ditanyain mulu, diem aja napa???")

Seakan mengerti apa yang gue bilang dalam hati, kakak yang motongin rambut gue itu langsung diem sebentar lalu nanya.
"Kamu mau diapain lagi?"
Rambut gue udah pendek, tapi gara-gara panen uban itu gue harus mikir ulang.
"Diwarnain aja kak"
"Tapi sejam loh"
"Waduh"

Dengar kata 'sejam', gue mikir 4x lebih banyak. Alhasil, gue batalin niat gue untuk punya rambut warna biru-hitam.
"Kapan-kapan aja deh kak"
"Oke, kapan-kapan datang lagi ya"

Selesai, gue disuruh balik ke tempat keramas itu. Dan rambut gue dibasahin lagi, dishampoin lagi, dikasih foam lagi. Hadoh, bikin repot aja. Lalu rambut gue dirapiin lagi. Oleh Nadia, gue dikasih rambut emo-style. (maklum tuh anak rocker, dikit-dikit emo, dikit-dikit emo, emo kok sedikit-sedikit???) Gak cocok, dia malah bilang...
"Kenapa rambut lo keriting? Coba aja lurus"
"Keriting bukan pilihan gue tau!!!"

Bagus, setelah gue liat rambut gue yang sekarang dengan gaya emo, gue bukannya terliat kayak anak emo. Gue malah mirip Clak Ken gak jadi.
Dan sekarang, rambut gue malah mirip rambut Edgar...

Ngomong-ngomong soal Edgar, perlu kalian ketahui, adik gue dan adik Nadia itu kelakuannya 90% mirip Edgar. Terutama adik gue, yang masih suka keluar rumah tanpa celana, dan tanpa ragu memperlihatkan 'titit'nya ke orang banyak.

Untungnya tuh anak gak beneran bilang "kasih titit! kasih titit!".

Dan pada hari itu, 4 April 2010, mereka hilang di A Yani Mega Mall!!!

Gue sih seneng-seneng aja mereka hilang. Kalau diculik pun gak apa. Tapi sebaiknya jangan deh. Kasian penculiknya, bukannya dapat uang, mereka malah bokek gara-gara tuh anak cuma mau hal-hal tertentu. Makan aja minimal harus ayam goreng + nasi + cola. (paket makan di KFC ya?) Kalau gak, mereka gak mau makan.

Yang paling parah, para nyokap kalap.
"Auliiiiii, cariin adekmu sampai dapet! Kalau gak kita gak pulang!!!"
Wadoh, kayak gak ada kerjaan lain aja. Mending gue di rumah, ngerjain tugas gue.

Dan terpaksa gue dan Nadia berpencar mencari mereka berdua yang nyusahin itu.

10 menit
20 menit
30 menit

Gak ketemu.

Sampai gue ketemu Nadia lagi, mereka belum dapat juga.
Balik ke nyokap, gue dan Nadia berpencar lagi.
Kaki gue udah mau patah, dari tadi berdiri berlari mulu nyariin 2 tuyul itu.

1 jam telah berlalu sejak gue dan Nadia mulai berpencar, Nadia malah ngajak gue ke Naughty dan belanja tas plastik.
Buset, nih anak masih sempat-sempatnya mikirin belanja.

Selesai belanja, kami berpencar lagi. Para nyokap udah memutuskan buat pulang, dan balik ke Sepakat 1. Waktu gue masuk ke Gramedia, Nadia nelpon gue.

"Aulot, gue udah dapat 2 tuyul ini"
"Hah?"
"Tunggu di depan Gramedia"
"Oke"

2 titisan Edgar itu akhirnya ketemu setelah selama 1 jam gue bolak-balik nyariin keliling Mega Mall.
Setelah ketemu lagi, gue langsung tebasin lengan jaket coklat gue ke pantat adek gue.
Nadia pun nanya...

"Darimana kalian berdua?"
"Fun Station"
"Kenapa tadi gak ada?"
"Lagi main Hide And Seek"

Gubrak

PS : Jangan sekali-kali tinggalkan adek-adek kalian tanpa alat koneksi. Pokoknya jangan.

On the other hand, seminggu lagi gue mid. Mungkin udah saatnya bagi gue untuk hiatus beberapa waktu ini. Tulisan gue akan absen sementara berbarengan dengan update status gue di facebook dan twitter.
Doain gue sukses di mid ya guys!!!

Kalau mau add facebook Nadia, silakan kunjungi
http://www.facebook.com/profile.php?id=100000544654354
Powered By Blogger