Thursday, March 29, 2012

(Selamat) Wisuda!



"Akhirnya aku wisuda!!!"

Begitulah kira-kira benak sebagian mahasiswa Ekonomi UNTAN, yang hari ini telah berhasil menyelesaikan studinya dan mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi alias S.E., terlebih bagi mereka yang sangat ambisius dalam hal mendapatkan gelar sarjana ini. Hasilnya, mereka lulus dengan hasil (IPK) yang memuaskan, bahkan mendapat predikat "lulusan terpuji".

Apalagi pada kelulusan tahun ini, banyak sekali IPK bernominal bagus yang muncul ke permukaan. Yang paling tinggi (tentu saja) adalah 4,00.

Wow, bisa dibayangkan orangnya pasti pinter banget ya. Nilainya selalu A, gak pernah ada B, C, D, apalagi E. Pokoknya selain A jauh-jauh deh!

Kita tentu terheran-heran bagaimana yang bersangkutan bisa memperoleh IPK 4,00 dengan mudahnya. Pasti di pikiran kita muncul pertanyaan-pertanyaan seperti "Cara belajarnya gimana sih?", "Dia makan apa sih biar jadi pinter gitu?", "Gimana caranya biar aku juga bisa jadi kayak gitu juga ya...", "Kayaknya dia bisa jadi joki nih, minta bantu aja sama dia kali ya...", dan lain-lain.

Masih tercengang karena ada mahasiswa yang CUM LAUDE?

Itu bukan hal yang mustahil. Kemungkinan untuk CUM LAUDE pasti tetap ada, karena di setiap tahun pasti ada mahasiswa yang cemerlang prestasinya, ataupun juga yang sangat ambisius untuk meraih titel CUM LAUDE, dan hal itu bisa terlihat bahkan sejak semester-semester awal. Tidak hanya itu, perilaku seseorang juga dapat menentukan apakah dia bakalan CUM LAUDE atau tidak.

Contoh, mahasiswa, atau secara faktanya adalah mahasiswi, yang CUM LAUDE di kampus gue, adalah mahasiswi paling rajin masuk kelas, tugas-tugas dari dosen selalu terselesaikan dengan baik, selalu memperhatikan dan mendengarkan saat dosen mengajar di kelas, spontan menjawab pertanyaan-pertanyaan dari dosen, selalu mengulang bahan kuliah saat di rumah, membiasakan dirinya membaca, aktif juga dalam berorganisasi, dan selalu dekat dengan dosen.

Mau tau seperti apa mahasiswinya? Ini dia :
Maaf, bagi yang penasaran dengan mahasiswi ini, nama mahasiswi yang bersangkutan tidak ikut difoto dengan alasan privasi.

Seperti inilah "Mahasiswa Idaman" yang selalu diimpi-impikan oleh dosen-dosen. Tanpa perlu waktu lama, dia sudah meninggalkan kesan baik bagi setiap dosen yang dia temui. Mungkin ucapan "tiada kesan tanpa kehadiranmu" layak dialamatkan pada mahasiswa-mahasiswa seperti ini.

Saat bergaul dengan sesama mahasiswa dia juga bersikap ramah, dan mau membantu jika ada teman-temannya yang kesulitan dalam memahami kuliah. Begitu sempurnanya performa dia di kampus bahkan membuat mahasiswa-mahasiswa lain minder bukan main. Bayangin aja, kalau misalnya satu kelas modusnya B, tiba-tiba ada info kalau cuma satu orang yang dapat A, pasti semua udah bisa nebak "Yang dapat A pasti dia, gak mungkin yang lain.", dan memang itulah yang terjadi.

Inilah efek samping dari persaingan yang ada di kampus. Di satu sisi mengakibatkan persaingan yang baik, yang membuat mahasiswa lain termotivasi untuk berusaha lebih baik. Namun di satu sisi, persaingan ini juga berakibat munculnya gap yang sangat jelas terlihat. Seperti adanya geng-geng mahasiswa yang selalu berkumpul dengan teman sekelompoknya saja dan tidak berusaha membaur dengan mahasiswa yang lain. Mereka sering beranggapan bahwa pasti akan sangat sulit untuk berinteraksi dengan mahasiswa-mahasiswa yang lain, yang memiliki IPK yang bagus ataupun dengan geng-geng lainnya. Dan gap ini akan sangat susah dihilangkan, yang akan berlanjut hingga setelah kuliah.

Ada lagi fenomena yang mengherankan dalam kampus. Setiap kampus tentu memiliki pengumuman siapa-siapa saja yang wisuda periode ini. Namun, yang begitu terlihat jelas dalam pengumuman itu adalah :

1. Lulusan Tercepat
2. Lulusan Termuda
3. Lulusan dengan IPK Tertinggi

Semuanya soal siapa yang cepat, siapa yang muda, dan siapa yang punya IPK paling tinggi. Perguruan tinggi, tempat lanjutan bagi mahasiswa untuk menimba ilmu telah jauh berubah menjadi tempat untuk mencari gengsi. Sekarang, ukuran sukses bagi mahasiswa bukanlah soal mencari ilmu setinggi-tingginya, tapi soal mendapatkan IPK yang setinggi-tingginya, dengan berbagai cara. Dari yang halal, sampai yang curang. Dan juga satu lagi yang gue pertanyakan, kenapa enggak ada yang menghargai skripsi terbaik? Apa benar ini memang menjadi bukti kalau penelitian yang menggunakan ilmu-ilmu yang kita dapatkan selama kuliah 3-4 tahun gak ada gunanya?

Gue sendiri mencoba untuk tidak terpengaruh dengan masalah IPK itu. Gue sadar gue bukanlah mahasiswa yang cemerlang prestasinya. IPK gue seringkali jatuh. Gue juga sering enggak paham dengan materi kuliah. Gue coba menyibukkan diri gue dengan berbagai cara, salah satunya adalah dengan mengisi blog ini. Namun tetap saja ada banyak hal yang membuat gue enggak bisa lepas dari masalah IPK ini begitu saja. Seperti banyaknya tuntutan yang dibebankan pada gue, terlebih dari orang tua, dan juga rasa jenuh yang muncul saat datang ke kampus.

Saat ini gue sedang kembali berusaha untuk tetap tidak terpengaruh atas kelulusan hari ini. Gue mencoba untuk menyibukkan diri gue lagi, bukan hanya dengan cara menulis dan mengisi blog ini, tapi juga dengan mencoba menulis skripsi gue. Gue telah memiliki topik skripsi yang akan gue perjuangkan. Gue akan berpandangan realistis soal target, yang berarti gue lulus pada tahun depan, 2013. Terlebih banyak yang mendukung gue, sekarang gue enggak punya alasan untuk enggak serius dalam menulis skripsi. Ini sudah saatnya gue untuk lanjut, jangan terlalu banyak bermain-main, dan harus fokus. Semoga dengan begini, gue mampu meraih target gue yang gue canangkan mulai saat ini.

Oh ya, tak lupa gue mengucapkan, Selamat atas Wisudanya teman-teman mahasiswa, dimanapun kamu saat ini berada. Semoga ilmu yang teman-teman dapatkan tidak sia-sia dan dapat dipraktekkan di masyarakat dengan baik. Amin.

Wednesday, March 28, 2012

Hal-Hal yang Kepikiran di Saat Hal-Hal itu Tidak Penting untuk Dipikirkan

Kalau deodoran bisa mengurangi produksi keringat, mungkin sebaiknya gue olesin deodoran ke seluruh tubuh seperti lagi pake Vaseline.

Orang yang paling perlu dikasihani adalah orang-orang yang sudah tua karena mereka udah enggak punya kesempatan lagi buat menyembunyikan kerutan mereka.

Kenapa suami-istri bisa bertengkar kalau udah denger kata "simpanan"? Padahal kalau diterjemahin ke bahasa Inggris bakalan jelas banget kalau "simpanan" itu adalah "savings".

Kenapa cowok enggak suka warna pink? Padahal pink adalah warna pertama yang mereka pakai waktu mereka pertama kali lahir di dunia.

Apa yang akan terjadi kalau susu Anmum diberikan pada binaragawan kayak Ade Rai?

Kira-kira apa yang akan terjadi kalau gue minum L-Men dan WRP pada saat yang bersamaan?

Kalau ada orang ketawa dan menulis "xixixixixixixi", apakah itu dibaca "ksiksiksiksiksiksi" atau "sisisisisisisi"?

Pencopet : Angkat tangan! Serahkan barang berhargamu! *nodongin pisau*
Orang yang akan dicopet : Pisaunya bagus banget, saya beli ya! *ngasih 500 ribu*
Pencopet : Baiklah kalau begitu *mengambil duit dan menyerahkan pisaunya*
Orang yang akan dicopet : Serahkan uangmu! *nodongin pisau*

Anak-anak yang suka bernyanyi "bangun tidur ku terus mandi, tidak lupa menggosok gigi, habis mandi ku tolong ibu, membersihkan tempat tidurku", sesungguhnya enggak akan bisa mengetahui arti efisiensi kerja.

Mario Teguh pernah bilang, rasa takut bisa menjadi motivator manusia untuk move on. Kalau begitu bisa dibayangkan mahasiswa-mahasiswa bakalan jernih pikirannya buat nulis skripsi jika mereka ditempatkan di rumah-rumah berhantu.

Mahasiswi : Aku enggak bisa bahasa Inggris, nilai TOEFL-ku aja rendah. Gimana dong...
Mahasiswa : Kok kamu bisa pake laptop?

Kalau ada orang yang ketawanya nulis "qiqiqiqiqiqiqi", sesungguhnya dia lagi belajar jadi kuntilanak.

Kota Pontianak memang kota yang hebat. Kenapa? Karena Pontianak punya dua "Paris", sementara Prancis hanya punya satu.

Kalau Surf bisa menghilangkan noda kekuningan, mungkin sebaiknya semua orang Indonesia beramai-ramai sikat gigi pake Surf.

Kenapa beruang sangat lucu bila menjadi boneka dan sangat menyeramkan bila berada di hutan?

Monday, March 19, 2012

Review Blog

Sudah 2 tahun blog ini berjalan. Dan selama waktu itu pula gue udah mengalami banyak hal. Dari yang menyenangkan maupun yang menyebalkan udah pernah gue posting di blog. Dan dari sekian banyak waktu yang gue habiskan di blog, gue hari ini akan melakukan sedikit review tentang blog gue.

Di blog ini, gue udah rilis 28 postingan, termasuk postingan ini. Dari yang pendek sampai yang panjang, yang semuanya gue kasih kategori-kategori tertentu, sangat umum ditemukan di blogger. Setelah gue memasang fitur stats untuk blogger, gue mendapati sesuatu yang membuat gue tercengang.

Blog gue sudah dilihat 990 kali. Sebuah hal yang mengejutkan karena blog gue bukanlah blog yang gue selalu promosiin kemana-mana, dan karena follower blog gue yang enggak begitu banyak, juga karena postingan gue hanya berupa coret-coretan akan hal-hal yang terlintas di benak gue, enggak lebih dari itu. Dan setelah gue cek lagi, gue terkejut karena ada juga audience dari luar negeri dan bukan cuma di Indonesia saja. Yang terbanyak adalah dari Rusia dan Amerika Serikat.
Hal pertama yang terlintas di benak gue adalah, "What makes my blog interesting to read?". Apa yang membuat blog gue menarik untuk dibaca? Karena gue tau kemampuan gue masih cetek dalam masalah menulis. Gue masih merasa banyak kekurangan dalam blog gue. Baik berupa tulisan gue yang (mungkin) kurang menarik, joke gue yang lebay juga garing, sampai pada dokumentasi yang kurang. Gue akui hal itu, dan itu termasuk dalam salah satu hal yang coba gue perbaiki.
Dan juga yang kedua, blog gue hampir sepenuhnya menggunakan bahasa Indonesia dan hanya sedikit English. Entah apa yang membuat audience dari luar negeri yang membaca blog gue. Apakah mereka mencari referensi untuk belajar bahasa Indonesia atau yang lainnya, atau yang lainnya, entahlah.

Setelah audience dari luar negeri, gue terkejut dengan jumlah pageview yang sangat banyak pada postingan satu ini.
Postingan "Ana Uhibbuka Fillah" menempati urutan pertama dengan lebih dari 350 kali dilihat. Suatu hal yang mengejutkan buat gue karena postingan ini terbilang hanya berupa coret-coretan murni atas sebuah masalah yang ada di dalam postingan tersebut. Dan kembali, pertanyaan yang hampir sama terlempar, "What makes this post interesting to read?". Apa yang membuat postingan ini menarik untuk dibaca? Hal yang sampai sekarang masih gue kaji dan belum ketemu jawabannya.

Setelah pageview, gue beralih ke traffic source, dan lagi-lagi ada hal yang mengejutkan.Dari segi search keyword, ada banyak yang mencari blog gue dengan keyword seperti di atas. Setelah mendapati data statistik ini, gue menyimpulkan bahwa sepertinya ada beberapa orang yang menjadi pembaca rutin blog gue dan mereka mengenal gue karena langsung search dengan judul blog gue dan nama gue di google. Di samping itu, gue sepertinya mendapatkan sedikit jawaban dari pertanyaan gue di atas. Ternyata ada juga yang masuk ke blog gue karena mencari apa arti dari "Ana Uhibbuka Fillah". Dan kebetulan gue memiliki postingan dengan judul yang sama. Mungkin hal itu pula yang membuat postingan tersebut sering diakses dan (mungkin) dibaca.

Selain keterkejutan gue atas data-data statistik tersebut, gue juga menyayangkan bahwa blog gue sepi dari komentar, sepi dari followers, dan sepi dari reactions. Namun setelah melihat blog gue lagi, gue pun menyadari bahwa hal itu adalah wajar karena blog gue masih kecil, dan gue masih sebagai pemula dalam dunia blogging. Meski begitu gue tetap mengharapkan adanya feedback dari para pengunjung blog, baik berupa komentar, maupun hanya sekadar reaksi. Karena setiap bentuk feedback yang diberikan sangat berguna untuk perkembangan blog gue.

Wednesday, March 14, 2012

"Masih Mau Cuek dengan Kuliahmu?"


"Masih Mau Cuek dengan Kuliahmu?" adalah sebuah buku yang dihadiahkan mantan pacar gue pada bulan November kemarin. Buku ini berisi motivasi-motivasi bagi mahasiswa-mahasiswa tingkat akhir yang bingung dengan masa depannya, termasuk dalam dunia kerja. Secara pribadi gue menilai buku ini sangat bagus dan to the point. Enggak heran buku ini selalu ada di tas gue, dan sangat jarang gue keluarin. Bukan hanya karena isi bukunya, tapi ada something special yang gue jaga di buku ini.

So? Apa hubungan antara judul postingan kali ini, dengan buku tersebut, dan isi dari postingan kali ini?

Hari ini, saat gue sedang melihat teman-teman gue lagi sidang outline, gue ditegur salah satu dosen (yang banyak mahasiswa bilang) killer yang akan menguji salah satu teman gue, karena gue terlihat paling santai di antara yang lainnya. Beliau berkata dengan lantang di depan teman-teman gue, isinya yang tentu saja menyuruh gue banyak belajar dan mempercepat penyelesaian studi, dan tentu saja hal-hal lainnya yang membuat gue kembali down.

Gue akui, gue orangnya mudah sekali down, apalagi hanya dalam beberapa sentilan mengenai hal-hal yang gue anggap sangat pribadi buat gue, yang salah satunya adalah studi gue. Bukannya gue enggak mau mikirin studi gue, gue hanya mencoba untuk realistis. Gue masih memiliki banyak mata kuliah yang harus diambil dan yang harus diulang untuk memperbaiki nilai gue, meski enggak sampai sepuluh buah, dan karena itu gue mencoba untuk lebih fokus dengan kuliah gue daripada memikirkan isi skripsi yang akan gue presentasikan di ruang sidang nanti. Dan juga satu lagi, gue belum siap.

Ya, setelah beberapa kali melihat teman-teman gue seminar, yang gue rasakan adalah down, banget. Bukan cuma berpikiran apakah gue bisa menghadapi para dosen penguji itu, tapi juga seberapa besar mental yang harus gue siapkan sebelum memasuki ruangan "angker" itu. Dari pandangan gue, masuk ke ruangan itu seperti sedang memasuki ruang audisi Indonesian Idol, berhadapan dengan juri (dosen penguji), lalu kita menunjukkan kebolehan kita dalam bernyanyi (menjelaskan isi skripsi dan juga teori-teori mata kuliah yang kita pelajari selama ini), terkadang sampai lebih dari 1 jam di sana, lalu jika selesai kita akan menerima secarik kertas yang menyatakan bahwa skripsi kita lulus, lulus dengan perbaikan, atau bahkan tidak lulus. Terlebih dalam setiap ujian skripsi, para mahasiswa yang akan ujian membawa makanan dan minuman untuk disajikan pada dosen penguji, dan juga para petugas tata usaha dan administrasi kampus (should i do that too?), yang lama-lama malah mirip orang memberikan sesajen bagi para arwah-arwah tempatnya meminta bantuan agar lulus kuliah, wisuda, dan mendapatkan gelar. Jadi bisa dibayangkan berapa banyak modal pikiran, uang, dan mental yang harus dipersiapkan untuk menghadapi satu ujian skripsi. Kalau gak lulus? Ngulang lagi? Modal yang diperlukan pun membengkak.

"Masih mau cuek dengan kuliahmu?"
Hari ini, kata-kata itu kembali muncul dalam benak gue setelah sekian lama gue mencoba untuk mengendalikan pikiran gue agar enggak stres dari sekian banyak tuntutan yang ditujukan pada gue. Pada akhirnya, kalaupun gue terus mendapatkan tuntutan, gue enggak boleh berlama-lama down dan menjadi semakin galau. Karena pada dasarnya, segala bentuk sentilan; kritikan; saran; protes keras; singgungan; dagelan; parodi; gosip; gunjingan; bertujuan baik, yaitu untuk membuat diri kita menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, bukannya untuk membuat kita menjadi down bahkan galau tanpa akhir. Hanya saja banyak orang lebih menekankan sisi negatif yang ada dari hal-hal tersebut, tanpa melihat sisi lainnya yang bersifat membangun. Karena itu, mungkin kita perlu melihat sisi lain kehidupan yang tersembunyi dari pandangan kita. Dan mungkin karena itu pula, gue perlu membuka mata ketiga dan keempat gue agar gue bisa melihat kehidupan gue dengan sudut pandang yang lebih baik.
Powered By Blogger