Friday, September 16, 2011

Indonesia Terkini

Eit, ini bukan berita, meski ada kata terkini.
Ini cuma note beri tahu, alias kita beri agar kamu (jadi) tahu, biar bisa dimakan se-RT. Bayangin aja, tahu raksasa gitu loh!

Apa? Garing? Ya, secara gue baru aja abis makan kacang kulit dan kulitnya. Jadi jangan heran joke gue jadi garing.

Enggaklah! Gue cuma jarang nulis. Terakhir kali gue nulis itu bulan Maret, atau 6 bulan lalu. Jadi udah bisa bayangin kan, berapa banyak skill menulis gue terbuang hanya karena malas nulis.

Beuh...

Anyway, tak lupa gue ngucapin Selamat Hari Raya Idul Fitri 1432 H, mohon maaf lahir batin, semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah SWT, amin ya robbal alamin...

Jangan lupa, amplop ijonya ditunggu!

Oh iya, soda kalengan juga, jangan lupa sediain di rumah!

Selama 6 bulan vakum nulis, gue kembali melirik dunia, dunia dalam dan luar, dunia kiri dan kanan, dunia gelap dan cerah, dunia manusia dan jin (hah?), dunia kehinaan dan ketenaran, dan lain-lain. Akhirnya gue mendapatkan satu kesimpulan.
Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya adalah korban.

Korban apa noh? Ada yang tau?

Pasti pada ngira maksudnya adalah korban penyiksaan, penipuan, penjarahan, pencurian, perampasan, penculikan, pemaksaan, atau bahkan pembunuhan di luar negeri.
Enggak salah, tapi juga enggak sepenuhnya cocok dengan apa yang akan gue bahas di note ini.
Percayalah!

Oke, back to the topic.

Indonesia itu korban :

1. Korban Trend
Trend apa? Oke, liat aja layar kaca. Pantengin acara infotainment. 5 menit kemudian, muncul Syahrini pake kaftan, lalu bilang ke wartawan dengan nada lirih dan pelan... "alhamdulillah ya..."
Sejam kemudian, datang ibu-ibu, berkumpul buat ngerumpi.

"Alhamdulillah ya jeung, bisnis kue kering saya lancar banget. Pas dekat lebaran, pesanan makin banyak dech"
"Iya, saya juga jeung, kaftan yang saya beli di Tanah Abang langsung laris dibeli teman-teman sekantor saya. Pada mau bergaya kayak Syahrini kali ya jeung, namanya juga lebaran, hihihi"
dan seterus terus terus terus terus terus terus seterusnya.

Sebenarnya bukan cuma sekali manusia Indonesia menjadi korban trend. Ingat remaja kegedean, Cinta Lorat? Yang terkenal dengan trend ngomong dengan aksen bule yang dipaksakan kayak, "udah becek gak ada ojek..." sampai-sampai jadi lagu rap itu? Atau si Host Fenomenal, Tokol? Terkenal dengan "katro'", "tak sobek-sobek", sampai "puas, puas"???
Gak cuma pada trademark artis, mode juga sering sekali "memakan" korban. Seperti Syahrini dengan kaftan, yang sebenarnya lebih mirip batsuit itu. Mode baju-baju asal Korea yang jadi trademark para girlband di sana. Sampai-sampai online shop pada jualan apa yang mereka bilang "KOREAN FASHION", padahal nyatanya buatan China (KW). Lalu muncul lagi soal band-band mirip-Korea menjamur. Dari SM*SH sampai Cherrybelle, dari yang menawan hati fansnya sampai yang enggak banget gayanya, dari yang berirama menghentak yang cocok buat dance sampai berirama mellow tapi dipaksain nge-dance...

Aya-aya wae...

Yah, selamat makan trend. Yang pasti gue gak ikutan.

2. Korban Sugesti
Ingat iklan Joni Blak-blakan? Semuanya hanya berawal dari pertemuan tidak sengaja antara Joni kecil dengan seorang tua yang mengatakan, "Joni, kamu akan jadi orang yang blak-blakan".
Dan seketika itu pula, Joni tumbuh menjadi orang yang benar-benar blak-blakan.

Apa artinya?

Coba ingat lagi. Khususnya cewek, pas beli majalah baru, yang diliat pasti rubrik horoskop duluan. Ngelirik ke horoskop timbangan, dan liat...
"Kehidupan : banyak tugas menumpuk, hufft, jangan bersedih, tetap ceumungudh gals!
Keuangan : banyak narik uang di ATM ya? hati-hati loh kehabisan, secara bulan ini bakalan banyak pengeluaran gak terduga
Kesehatan : makin sering hujan nih, jaga kesehatan ya gals, jangan lupa minum vitamin C
Asmara : si doi kayak lagi ninggalin kamu karena ada kesenangan sendiri? jangan terburu-buru berpikir buat putusin dia gals, karena dia enggak akan ninggalin kamu kok"
Dan seketika itu pula, tuh cewek langsung percaya.

Edan banget.

Padahal yang nulis 4 saran dalam 12 kolom itu cuma manusia, yak bener, CUMA MANUSIA, bukan TUHAN.

Alasannya? Simpel. Manusia Indonesia tumbuh dengan latar belakang budaya gaib. Jadi sangat mudah percaya dan terpengaruh dengan hal-hal yang gaib dan belum pasti. Bukannya gue gak percaya dengan hal gaib, tapi jika hal-hal gaib digunakan untuk propaganda pada anak-anak, generasi penerus Indonesia bakalan jadi generasi takut hantu.
Buktinya anak-anak udah ditanamkan untuk "takut" pada hantu, supaya gak nakal dan berulah. Efektif memang, tapi salah.

Saat ini memang yang paling berguna itu sugesti, sugesti, dan sugesti. Seperti halnya saat dihipnotis, namun dalam keadaan sadar. Anak-anak tadi selalu diperingatkan orang tuanya biar enggak nakal dimanapun, dengan alasan ada hantu yang akan mendatangi mereka, hasilnya si anak nurut, dengan rasa takut dan gelisah berkecamuk. Yang akhirnya akan berubah menjadi rasa panik saat dia tumbuh besar nanti. Sama halnya dengan trend terbaru, percaya sama ustadz/orang "pintar" yang katanya punya indera ke-enam. Begitu dengar kata-katanya (yang tentu saja belum tentu benar) apalagi disertai dengan kata-kata "disantet", "dipengaruhi", dan lain-lain, semua orang bisa jadi panik.

ANJRIT, EDUN BANGET YAK.

Jadi pertanyaan sekarang, kemana perginya asas praduga tidak bersalah???

Jawabannya : kata-kata orang "pintar" 100% benar! kata-kata orang lain? buang ke laut aja!

Kesimpulan : Bagi anda yang percaya kata-kata keluarga saya bahwa saya MAHO, selamat, anda termasuk dalam golongan orang-orang yang bersekutu dengan SETAN, IBLIS, dan semacamnya.

3. Korban JAIM

Heh, 9 bulanan ini seluruh channel tv cuma nyiarin betapa presiden bongsor kita, SBY cuma bisa bilang "Saya... PRIHATIN..."

SBY kebanyakan makan, cuma bisa bilang "PRIHATIN PRIHATIN PRIHATIN".

Ckckckckckckckck...Bisa kita bilang, Indonesia penuh dengan orang JAIM. Tapi enggak kayak pemerintahan presiden bongsor kita. Jaim ini dimaksudkan untuk orang yang ragu-ragu bertindak, atau melarang orang lain melakukan sesuatu yang beda hanya karena gengsi.

Seperti...

"Jangan kamu lakukan hal itu, nanti apa kata orang-orang pada mama???"

WOW.

No Comment ah.

Intinya, terlalu sering jaim dapat mengakibatkan pikiran tertutup, tidak menerima perubahan, terlalu konservatif, takut segala yang berbau asing, dan benci mengakui kekurangan orang lain.

Sekian dalam beri tahu.

Jika ada fenomena baru di Indonesia, segera kirim komen di sini.

Oke?

Teuteup Ceumungudh dan sualuam @L4Y!
sesuatu banget ya...
Powered By Blogger